28.9 C
Banyuwangi
Tuesday, March 21, 2023

Normalisasi Sungai Bisa Kurangi Overtopping

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Tim ekspedisi Susuka di sepanjang 600 meter Kalilo dari muara Boom sampai Jembatan Lebak menemukan banyak permasalahan. Kesadaran warga merawat sungai dinilai masih rendah. Terkadang mereka masih seenaknya membuang sampah ke sungai.

Temuan lainnya, fondasi bawah tangkis mulai keropos serta overtopping (luapan air melewati tangkis). Dampak tersebut tak lepas dari ketebalan sedimentasi yang terjadi akibat penumpukan material tanah dan lumpur dalam beberapa tahun terakhir.

Korsda Banyuwangi Puput Waskito Adi mengatakan, sedimentasi yang parah selain membuat kerusakan juga berdampak kepada overtopping air sungai. Selain itu, di sisi muara yang memiliki bendungan untuk mengatur tekanan air tak memiliki fungsi. Jika tak segera dinormalisasi, Puput khawatir, overtopping akan semakin parah.

Baca Juga :  Jumlah Serangga Bisa Jadi Indikator Keseimbangan Ekosistem

Normalisasi dengan mengeruk sedimen di muara perlu segera dilakukan. Dengan mengangkat semua material tanah dan lumpur yang sudah mengendap, diharapkan debit air di kawasan muara bisa kembali normal. Air dari sungai bisa dengan lancar melaju ke laut. Begitu juga dengan air rob dari lautan bisa dengan mudah ditahan bendungan. Dengan demikian air tidak meluber ke permukiman penduduk.

Keberadaan sedimen yang ketinggiannya mencapai 2 meter dari kondisi awal, kata Puput, bisa memengaruhi besaran tekanan air. Lambat laun bagian bawah tangkis bisa keropos. ”Sedimentasi memengaruhi tekanan ke kanan dan kiri sungai, dampak dan pengaruhnya banyak. Salah satunya membuat plengsengan keropos,” tandas pria asal Malang tersebut. (fre/aif/c1)

Baca Juga :  Wisata Edukasi Porang dan Air Awet Muda

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Tim ekspedisi Susuka di sepanjang 600 meter Kalilo dari muara Boom sampai Jembatan Lebak menemukan banyak permasalahan. Kesadaran warga merawat sungai dinilai masih rendah. Terkadang mereka masih seenaknya membuang sampah ke sungai.

Temuan lainnya, fondasi bawah tangkis mulai keropos serta overtopping (luapan air melewati tangkis). Dampak tersebut tak lepas dari ketebalan sedimentasi yang terjadi akibat penumpukan material tanah dan lumpur dalam beberapa tahun terakhir.

Korsda Banyuwangi Puput Waskito Adi mengatakan, sedimentasi yang parah selain membuat kerusakan juga berdampak kepada overtopping air sungai. Selain itu, di sisi muara yang memiliki bendungan untuk mengatur tekanan air tak memiliki fungsi. Jika tak segera dinormalisasi, Puput khawatir, overtopping akan semakin parah.

Baca Juga :  Kelola Desa Wisata, Optimalkan Digitalisasi

Normalisasi dengan mengeruk sedimen di muara perlu segera dilakukan. Dengan mengangkat semua material tanah dan lumpur yang sudah mengendap, diharapkan debit air di kawasan muara bisa kembali normal. Air dari sungai bisa dengan lancar melaju ke laut. Begitu juga dengan air rob dari lautan bisa dengan mudah ditahan bendungan. Dengan demikian air tidak meluber ke permukiman penduduk.

Keberadaan sedimen yang ketinggiannya mencapai 2 meter dari kondisi awal, kata Puput, bisa memengaruhi besaran tekanan air. Lambat laun bagian bawah tangkis bisa keropos. ”Sedimentasi memengaruhi tekanan ke kanan dan kiri sungai, dampak dan pengaruhnya banyak. Salah satunya membuat plengsengan keropos,” tandas pria asal Malang tersebut. (fre/aif/c1)

Baca Juga :  Camping Akhir Pekan di Lereng Ijen

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/