Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut positif hasil ekspedisi Susur Sungai Kalilo (Susuka) yang berlangsung pada 20 sampai 26 Februari lalu. Dari sepuluh rekomendasi yang disampaikan tim Susuka akan segera ditindaklanjuti oleh Pemkab Banyuwangi.
Kondisi hutan di Gantasan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin sudah tidak seperti dulu lagi. Di atas lahan tersebut sangat minim tanaman keras. Harus ada langkah massal untuk menghijaukan kembali kawasan yang memiliki ketinggian antara 500-900 mpdl tersebut.
”Ada 1.545 hektare lahan yang menjadi kawasan yang dikelola PT Lidjen, sebagian sudah terbuka. Rekomendasinya untuk segera dibuatkan rorak dengan ukuran 1 x 5 meter dengan kedalaman 1 meter. Untuk satu hektare lahan minimal ada lima rorak, selain penanaman tanaman keras,” ujar Kasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Dinas PU Pengairan Anwar Nuris
Tim ekspedisi Susur Sungai Kalilo (Susuka) menuntaskan perjalanan hingga hulu sungai di sekitar area Gantasan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Tim terdiri Dinas PU Pengairan, Kecamatan Licin, Radar Banyuwangi, dan Perkebunan Lidjen. Tim Susuka melihat bagaimana kondisi di hulu sungai yang bermuara di kota Banyuwangi tersebut.
Tempat hidup hewan beraneka ragam. Ada yang di darat, di air, dan udara. Salah satu ekosistem yang berada di sekitar kita adalah ekosistem daerah aliran sungai (DAS). Tidak terkecuali di DAS Kalilo di Banyuwangi.
Tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) Jawa Pos Radar Banyuwangi dan Dinas PU Pengairan Banyuwangi beberapa kali berpapasan dengan ular berukuran kecil. Mulai dari ular air hingga ular sawah atau biasa disebut ular kacangan.
Solusi untuk meminimalkan pembuangan tinja atau limbah domestik ke aliran Sungai Kalilo sempat dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi. Namun, kebiasaan buruk masyarakat yang sudah turun-temurun membuang limbah domestik ke sungai menjadi salah satu hambatan.