Isnaini 56, warga Dusun Krajan II, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, sudah lima tahun lebih lumpuh. Tinggal bersama ibunya Siti Arifah, 71, selama ini hidupnya hanya mengandalkan uluran tangan dari para tetangga.
Sahmo, warga Desa Juglangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, masih bertahan dengan pekerjaan menambal panci alumunium. Dari kegiatannya itu, kakek 61 tahun tersebut bisa menyambung hidup.
Usnul Ustianingrum, warga Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, mengidap gangguan jiwa (ODGJ). Meski sudah melakukan pengobatan di RSUD Benur Surabaya dan dinyatakan sembuh, kini penyakit itu kambuh lagi. Obat yang sering dikonsumsi habis. Keluarga tidak mampu lagi membeli.
Kondisi Waras, 88, yang tinggal di Dusun Tegalsari Kidul, Desa Purwoasri, Kecamatan Tegaldlimo, sangat mengenaskan. Kakek yang hampir berumur seabad itu hidup sebatang kara dan sakit stroke. Istrinya, Siti Rokayah meninggal beberapa tahun lalu.
Tukijan jualan sari legen ini mulai pukul 09.00 sampai habis. Setiap hari, ia membawa legen sebanyak 10 liter dan dijual dengan harga Rp 2.000 per gelas. “Saya beli legen di Cluring dengan harga Rp 3000 per liternya. “Sehari untung Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu,” katanya.
Panggil saja namanya Bu Hujer, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih. Kebetulan, Sabtu (28/5) lalu dia berada di Kantor Pemkab Situbondo ingin menemui Bupati Situbondo Drs Karna Suswandi. Bu Hujer ditemani oleh anaknya yang paling kecil. Masih belum mengenyam bangku pendidikan.
Pujiati, 45, warga Dusun Krajan, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, ini sudah 15 tahun jualan es susu kedelai. Biasanya, ia jualan di pinggir sawah Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran.
Sudoso Lucas, 77, warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, ini tidak menyerah. Sejak kaki kanannya diamputasi setahun lalu, jalan menggunakan kaki palsu dari anyaman bambu hasil buatannya sendiri.