Warga Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, gotong royong menambal jalan di kampungnya yang telah rusak parah, Minggu (7/8) pagi. Mereka menguruk jalan yang berlubang dengan bekas serpihan jalan aspal.
Warga Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo mengeluhkan kondisi jalan di daerahnya yang rusak parah dengan lubang, kemarin (4/8). Padahal, jalan itu akses utama menuju wisata religi Gua Maria dan wisata Bedul di Desa Sumberasri, kecamatan Purwoharjo.
Jalan itu kondisinya rusak parah, apalagi setelah turun hujan. Sambil berharap ada kebaikan dari pemerintah untuk membangun jalan di desanya, warga menarik bantuan dari pengguna jalan. Dana yang terkumpul, akan dibuat untuk memperbaiki jalan, terutama yang sudah rusak parah sepanjang satu kilometer. “Jalan banyak yang berlubang dan tidak rata,” terang koordinator warga, H. Nur Salim, 56.
Tidak tanggung-tanggung, program yang menyasar ruas jalur lintas timur tersebut dianggarkan sebesar Rp 9 miliar. Melintasi ruas jalan sepanjang 5,7 kilometer (km), jalur yang akan digarap meliputi ruas Blimbingsari–Patoman sepanjang 2,07 km, Patoman–Watukebo sepanjang 2,05 km, dan Watukebo–Bomo sejauh 1,6 km. ”Program infrastruktur menjadi salah satu instrumen pemulihan ekonomi. Dampaknya, selain untuk melancarkan mobilitas orang dan barang, dalam pengerjaannya juga pastinya langsung menyerap tenaga kerja,” papar Ipuk.
Kerusakan jalan semakin parah, dan pemerintah masih fokus memperbaiki jalan yang akan dibuat untuk kejuaraan nasional (Kejurnas) balap sepeda. Sambil menunggu perbaikan itu, ada cara menarik dari para santri Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Selasa (12/7). Mereka turun ke jalan untuk menambal jalan raya di daerahnya yang telah rusak parah.
Jalan raya di Dusun Tanjungrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, rusak parah. Sepanjang jalan di pinggir Sungai Pekalen Sampean, penuh dengan lubang yang cukup dalam, Kamis (7/7). Untuk membantu pengguna jalan, warga ada yang membantu dengan menguruk kubangan di jalan beraspal itu.
Jalan yang rusak parah dan sering dikeluhkan warga juga terlihat di Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari. Bahkan, jalan di desa itu belum tersentuh perbaikan sama sekali sejak 10 tahun silam.
Pandemi Covid-19 sudah relatif terkendali. Namun demikian, multiplier effect penyebaran penyakit yang disebabkan serangan virus korona tersebut masih sangat terasa hingga hari ini. Salah satu imbas pandemi Covid-19 yang dapat dilihat dan dirasakan langsung warga Banyuwangi adalah banyaknya ruas jalan yang rusak di berbagai penjuru Bumi Blambangan.
Pemerintah Desa (Pemdes) Cantuk, Kecamatan Singojuru, Banyuwangi, beserta ratusan warga punya cara tersendiri untuk mengingatkan para pengusaha tambang pasir dan sopir dump truck yang diduga menjadi biang kerok kerusakan jalan di desanya. Mereka menggelar doa bersama di Lapangan Cantuk sekitar pukul 13.00, Selasa (5/7).
Kalangan wakil rakyat angkat suara menyikapi rencana pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan yang ditarget mencapai seribu titik pada tahun ini. DPRD sejauh ini tak mengetahui perbaikan dan pembangunan jalan tersebut bakal dilakukan di mana saja dan titik mana yang menjadi prioritas.