BANYUWANGI – Porprov Jatim 2019 mendatang menjadi ajang yang cukup dinanti bagi seluruh cabang olahraga di Banyuwangi. Tetapi, tidak demikian dengan enam cabor yang hingga kini masih menanti kepastian keikutsertaan mereka di event empat tahunan itu.
Senin (9/4) lalu, perwakilan dari enam cabor yang terdiri dari Perbakin, Kodrat, Ikasi, Podsi, FHI, dan Fopi tersebut dikumpulkan di KONI Banyuwangi untuk mencari solusi dari kepastian keikutsertaan mereka. Sekretaris Federasi Hoki Indonesia (FHI) Didit Agustiawan mengatakan, upaya sudah dilakukan oleh cabornya untuk bisa menjadi cabor resmi yang dipertandingkan di Porprov tahun depan.
Namun sayangnya, masih banyak prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya kuota Pengkab Hoki yang dipatok minimal 16 kabupaten/kota. ”Katanya kita sudah disiapkan untuk tanding dengan tuan rumah Gresik, tapi rupanya masih belum jelas juga. Lalu kita diminta untuk membuat usulan dari KONI Banyuwangi. Sudah kami lakukan, tapi tetap belum ada kejelasan,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua IKASI Agus Andrianto. Dia mengatakan, hasil rapat di provinsi mewajibkan minimal ada 16 pengkab untuk bisa menjadikan cabor sebagai nomor yang dipertandingkan di Porprov. Padahal, menurut Agus, Pengkab IKASI di Jatim hanya ada 14 pengkab/pengkot. Sehingga jika memang harus dipaksakan, minimal harus ada dua pengkab lagi yang dibentuk agar anggar bisa dipertandingkan di Porprov.
”Kami sudah berusaha. Ini pengprov memikirkan bagaimana untuk menambah dua pengkab lagi. Mungkin kalau bisa, tuan rumah Bojonegoro juga membuat Pengkab IKASI,” terang Agus. Penyampaian serupa juga hampir dikatakan oleh pengurus cabor lainnya yang belum masuk dalam cabor yang dipertandingkan di Porprov.