23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Omzet Pedagang Pasar Kampoeng Oseng Tembus Rp 1,5 Juta

GLAGAH, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Perputaran ekonomi di Pasar Kampoeng Oseng, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, berangsur pulih pasca dihantam pandemi Covid-19. Pasar yang menjajakan makanan tradisional setiap Minggu pagi itu kini  diikuti sekitar 40an pedagang.

Pedagang di Pasar Kampoeng Oseng tersebut bukan hanya warga desa setempat, tetapi juga berasal dari Desa Olehsari. Mereka ikut mengais rezeki di sentra kuliener yang menjajakan aneka makanan tradisional, seperti serabi, cenil, ketan kirip, tape buntut, urap-urap, pecel pitik, nasi tempong, dan nasi campur tersebut.

Kepala Desa (Kades) kemiren M. Arifin membenarkan sebagian pedagang di Pasar Kampoeng Oseng berasal dari luar desa. “Ada empat pedagang dari Desa Olehsari. Tapi sebagian mereka sudah menikah dengan orang sini (Kemiren). Alhamdulillah, ada manfaat untuk masyarakat desa tetangga,” ujarnya.

Baca Juga :  Tari Tradisional Masuk Agenda Wajib Protokoler Bupati

Arifin mengatakan, sejak sebulan terakhir Pasar Kampoeng Oseng terus menggeliat. Jumlah pedagang yang pada saat pandemi hanya sekitar 15 orang, kini jumlahnya berlipat menjadi 40-an orang. Peningkatan jumlah pedagang tersebut berkaitan dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan ke pasar tersebut. “Saya melihat dari kunjungan yang dilaporkan pihak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) terus meningkat, dampaknya bazar kuliner membludak,” imbuhnya.

Menurut Arifin, pedagang makanan ringan seperti serabi, cenil, dan jenang saja mampu meraih omzet antara Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu dalam sehari. Sedangkan pedagang makanan berat seperti pecel dan nasi tempong, sekali pasar buka, mereka bisa mendapat omzet antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. “Kalau dirata-rata, total omzetnya naik semua, bisa sampai Rp 1,5 juta untuk setiap pelapak,” kata dia.

Baca Juga :  Batik Gajah Oling; Ajak Selalu Ingat Tuhan Yang Mahabesar

Arifin menambahkan, peningkatan jumlah pedagang tersebut menjadi aset tersendiri bagi Desa kemiren. Selain menambah daya tarik wisatawan berkunjung ke Kemiren, keberadaan Pasar Kampoeng Oseng juga berimbas positif bagi perekonomian warga.

Dikatakan, Pasar Kampoeng Oseng juga akan menjadi salah satu dari daya tarik dalam Festival Sepekan di Kemiren yang akan dihelat pada Juni mendatang. Festival itu akan diwarnai berbagai kegiatan, seperti tumpeng sewu, ngopi sepuluhewu, dan pergelaran kesenian barong. “Pasar ini nanti juga akan dikemas dalam Festival Sepekan di Kemiren. Jadi wisatawan yang datang benar-benar merasakan bagaimana budaya masyarakat Oseng di kemiren,” pungkasnya. (fre/sgt)

 

GLAGAH, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Perputaran ekonomi di Pasar Kampoeng Oseng, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, berangsur pulih pasca dihantam pandemi Covid-19. Pasar yang menjajakan makanan tradisional setiap Minggu pagi itu kini  diikuti sekitar 40an pedagang.

Pedagang di Pasar Kampoeng Oseng tersebut bukan hanya warga desa setempat, tetapi juga berasal dari Desa Olehsari. Mereka ikut mengais rezeki di sentra kuliener yang menjajakan aneka makanan tradisional, seperti serabi, cenil, ketan kirip, tape buntut, urap-urap, pecel pitik, nasi tempong, dan nasi campur tersebut.

Kepala Desa (Kades) kemiren M. Arifin membenarkan sebagian pedagang di Pasar Kampoeng Oseng berasal dari luar desa. “Ada empat pedagang dari Desa Olehsari. Tapi sebagian mereka sudah menikah dengan orang sini (Kemiren). Alhamdulillah, ada manfaat untuk masyarakat desa tetangga,” ujarnya.

Baca Juga :  Songsong BEC Reborn, Rombak Total Talent hingga Lagu

Arifin mengatakan, sejak sebulan terakhir Pasar Kampoeng Oseng terus menggeliat. Jumlah pedagang yang pada saat pandemi hanya sekitar 15 orang, kini jumlahnya berlipat menjadi 40-an orang. Peningkatan jumlah pedagang tersebut berkaitan dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan ke pasar tersebut. “Saya melihat dari kunjungan yang dilaporkan pihak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) terus meningkat, dampaknya bazar kuliner membludak,” imbuhnya.

Menurut Arifin, pedagang makanan ringan seperti serabi, cenil, dan jenang saja mampu meraih omzet antara Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu dalam sehari. Sedangkan pedagang makanan berat seperti pecel dan nasi tempong, sekali pasar buka, mereka bisa mendapat omzet antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. “Kalau dirata-rata, total omzetnya naik semua, bisa sampai Rp 1,5 juta untuk setiap pelapak,” kata dia.

Baca Juga :  Tari Tradisional Masuk Agenda Wajib Protokoler Bupati

Arifin menambahkan, peningkatan jumlah pedagang tersebut menjadi aset tersendiri bagi Desa kemiren. Selain menambah daya tarik wisatawan berkunjung ke Kemiren, keberadaan Pasar Kampoeng Oseng juga berimbas positif bagi perekonomian warga.

Dikatakan, Pasar Kampoeng Oseng juga akan menjadi salah satu dari daya tarik dalam Festival Sepekan di Kemiren yang akan dihelat pada Juni mendatang. Festival itu akan diwarnai berbagai kegiatan, seperti tumpeng sewu, ngopi sepuluhewu, dan pergelaran kesenian barong. “Pasar ini nanti juga akan dikemas dalam Festival Sepekan di Kemiren. Jadi wisatawan yang datang benar-benar merasakan bagaimana budaya masyarakat Oseng di kemiren,” pungkasnya. (fre/sgt)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/