29.2 C
Banyuwangi
Friday, June 9, 2023

Batik Gajah Oling; Ajak Selalu Ingat Tuhan Yang Mahabesar

RadarBanyuwangi.id – Bumi Blambangan punya puluhan motif batik. Salah satu yang paling tua dan paling dikenal adalah motif Gajah Oling.

Motif batik yang satu ini memiliki ciri khas berbentuk melengkung menyerupai tanda tanya. Bentuk melengkung itu merupakan simbol belalai gajah sekaligus oling alias sidat.

Selain unsur utama itu, motif batik Gajah Oling juga dilengkapi sejumlah atribut lain, misalnya semacam kelopak bunga di bagian ujung dan daun di bagian pangkal.

Motif batik yang satu ini tidak hanya mengedepankan estetika, motif Gajah Oling mengandung makna filosofis. Gajah yang merupakan hewan bertubuh besar mengandung makna filosofi Mahabesar. Sedangkan oling merupakan perlambang kosakata Bahasa Osing, yakni iling yang dalam bahasa Indonesia berarti ingat. Jadi, motif batik Gajah Oling tersebut memiliki makna filosofis mengajak orang untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Mahabesar.

Baca Juga :  Ajang Sinau Bareng, Kenalkan Wayang Kulit Kepada Generasi Milenial

Motif Gajah Oling mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat suku Osing. Sebagian orang percaya bahwa batik Gajah Oling bukan sekadar motif, namun juga memiliki unsur magis di dalamnya.

Di masa lalu, tidak sedikit warga yang pantang membawa bayinya keluar rumah saat samarwulu atau pergantian sore menuju malam. Sebab, diyakini makhluk halus tengah hilir mudik dan dianggap berbahaya bagi anak atau bayi.

Nah, apabila ada keperluan mendesak dan terpaksa harus membawa bayi keluar rumah pada waktu samarwulu tersebut, maka mereka memanfaatkan kain jarit bermotif batik motif Gajah Oling untuk menggendong bayi supaya terhindar dari gangguan makhluk halus. Bahkan kain jarit tersebut dipercaya mampu menenangkan anak atau bayi ketika menangis.

Baca Juga :  Tas Kulit Ular Terkendala Pengiriman Selama Masa Pandemi

Anik, 49, warga Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, mengatakan, saat dia melahirkan anaknya tahun 1980-an silam, sang ibu memberikan kain jarit motif Gajah Oling. ”Katanya agar kita selalu ingat kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Agar kita tak lupa berdoa sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak baik,” kenangnya. (sgt/bay/c1)

RadarBanyuwangi.id – Bumi Blambangan punya puluhan motif batik. Salah satu yang paling tua dan paling dikenal adalah motif Gajah Oling.

Motif batik yang satu ini memiliki ciri khas berbentuk melengkung menyerupai tanda tanya. Bentuk melengkung itu merupakan simbol belalai gajah sekaligus oling alias sidat.

Selain unsur utama itu, motif batik Gajah Oling juga dilengkapi sejumlah atribut lain, misalnya semacam kelopak bunga di bagian ujung dan daun di bagian pangkal.

Motif batik yang satu ini tidak hanya mengedepankan estetika, motif Gajah Oling mengandung makna filosofis. Gajah yang merupakan hewan bertubuh besar mengandung makna filosofi Mahabesar. Sedangkan oling merupakan perlambang kosakata Bahasa Osing, yakni iling yang dalam bahasa Indonesia berarti ingat. Jadi, motif batik Gajah Oling tersebut memiliki makna filosofis mengajak orang untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Mahabesar.

Baca Juga :  Pemkab Situbondo Perkuat Ojhung sebagai Budaya Asli Kota Santri

Motif Gajah Oling mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat suku Osing. Sebagian orang percaya bahwa batik Gajah Oling bukan sekadar motif, namun juga memiliki unsur magis di dalamnya.

Di masa lalu, tidak sedikit warga yang pantang membawa bayinya keluar rumah saat samarwulu atau pergantian sore menuju malam. Sebab, diyakini makhluk halus tengah hilir mudik dan dianggap berbahaya bagi anak atau bayi.

Nah, apabila ada keperluan mendesak dan terpaksa harus membawa bayi keluar rumah pada waktu samarwulu tersebut, maka mereka memanfaatkan kain jarit bermotif batik motif Gajah Oling untuk menggendong bayi supaya terhindar dari gangguan makhluk halus. Bahkan kain jarit tersebut dipercaya mampu menenangkan anak atau bayi ketika menangis.

Baca Juga :  Pelepah Pisang Diproses Jadi Kopiah Unik

Anik, 49, warga Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, mengatakan, saat dia melahirkan anaknya tahun 1980-an silam, sang ibu memberikan kain jarit motif Gajah Oling. ”Katanya agar kita selalu ingat kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Agar kita tak lupa berdoa sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak baik,” kenangnya. (sgt/bay/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/