23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Cegah Kekerasan Anak, Bupati Ipuk Temui Guru dan Siswa

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi terus berupaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah. Untuk memastikan sekolah steril dari kekerasan, Bupati Ipuk Fiestiandani menemui para siswa dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP se-Kecamatan Sempu.

Pertemuan Ipuk dengan para siswa dan guru bimbingan konseling tersebut digelar dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Rabu (22/2). Tepatnya, di SDN 5 Jambewangi. Ipuk bersama unsur dinas terkait memberi edukasi dan pemahaman kepada para siswa yang hadir.

Pemahaman yang diberikan meliputi jenis-jenis kekerasan terhadap anak. Mulai perundungan hingga pelecehan seksual. Dengan edukasi dan pemahaman secara utuh, para siswa diharapkan mampu menghindari segala macam jenis kekerasan anak. ”Kita semua berusaha agar tidak terjadi kekerasan kepada anak-anak. Tidak boleh lagi terjadi hal seperti itu,” ujarnya.

Dalam suatu kasus kekerasan, anak tak hanya berpotensi menjadi korban. Mereka juga bisa menjadi pelaku. Misalnya, dalam kasus perundungan sesama teman. Maka dari itu, Ipuk meminta para siswa menjauhi hal-hal negatif mulai saat ini. Para siswa juga harus aktif melapor apabila mengalami atau mengetahui adanya kekerasan anak.

Baca Juga :  Terkendala Proses Verifikasi dari Kemendes, 163 BUMDes Belum Berbadan Hukum

Langkah proaktif penting dilakukan agar kasus kekerasan bisa dicegah sejak awal. Sehingga, dampak dan risikonya bisa diminimalkan sejak dini. ”Kalau kekerasan terhadap anak bisa dicegah, ayo dicegah. Kalau tidak bisa, mari melaporkan,” imbuhnya.

Ipuk juga meminta para siswa memupuk persahabatan antarsesama kawan. Persahabatan akan menjadi pemupuk persaudaraan dan menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain. Dengan modal itulah, perundungan dan kekerasan anak lainnya bisa dikikis dan pudar di Banyuwangi.

Selain siswa, Ipuk juga menemui para kepala SD dan SMP se-Kecamatan Sempu. Ipuk berpesan agar sekolah mengoptimalkan peran bimbingan konseling (BK). ”Saya titip anak-anak di Banyuwangi. Jika ada hal-hal yang dilihat dari tingkah laku siswa yang aneh, lakukan bimbingan konseling. Perkuat lagi BK. Tidak perlu ruangan bagus. Yang penting anak-anak nyaman,” pinta Ipuk.

Selain itu, orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi itu juga meminta agar para kepala sekolah turut memperhatikan para guru dan tenaga pendidik yang ada di lembaga masing-masing. Sebab, risiko kekerasan terhadap anak tak hanya muncul dari sesama anak. Tapi juga bisa tercetus dari para tenaga pendidik.

Baca Juga :  Segera Dapatkan Buku ”Bunga Desa Camping Embun”

Selanjutnya, kepala sekolah juga diminta mendetailkan program-program pencegahan kekerasan anak di lembaga masing-masing. ”Saya butuh sekali dukungan dari berbagai pihak agar lebih detail lagi membuat kebijakan. Termasuk melibatkan para guru agar lebih perhatian kepada para siswa,” tambah Ipuk.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi Suratno mengatakan, pihaknya juga akan menguatkan satuan tugas (satgas) antikekerasan di sekolah. Bukan hanya perundungan dan pelecehan seksual, satgas itu juga bekerja untuk meminimalkan risiko masalah intoleransi. ”Satgas ini melibatkan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda),” kata dia.

Langkah pencegahan lainnya, Dispendik akan menambah dan mengubah pola pelatihan rutin bagi para guru dan tenaga kependidikan. Materi yang diberikan kepada mereka ke depannya, lanjut Suratno, tak hanya soal pengembangan dunia pendidikan saja. ”Tapi akan kami kuatkan juga melalui materi-materi yang berkaitan dengan risiko perundungan atau kekerasan, pelecehan seksual, dan intoleransi,” pungkasnya. (sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi terus berupaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah. Untuk memastikan sekolah steril dari kekerasan, Bupati Ipuk Fiestiandani menemui para siswa dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP se-Kecamatan Sempu.

Pertemuan Ipuk dengan para siswa dan guru bimbingan konseling tersebut digelar dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Rabu (22/2). Tepatnya, di SDN 5 Jambewangi. Ipuk bersama unsur dinas terkait memberi edukasi dan pemahaman kepada para siswa yang hadir.

Pemahaman yang diberikan meliputi jenis-jenis kekerasan terhadap anak. Mulai perundungan hingga pelecehan seksual. Dengan edukasi dan pemahaman secara utuh, para siswa diharapkan mampu menghindari segala macam jenis kekerasan anak. ”Kita semua berusaha agar tidak terjadi kekerasan kepada anak-anak. Tidak boleh lagi terjadi hal seperti itu,” ujarnya.

Dalam suatu kasus kekerasan, anak tak hanya berpotensi menjadi korban. Mereka juga bisa menjadi pelaku. Misalnya, dalam kasus perundungan sesama teman. Maka dari itu, Ipuk meminta para siswa menjauhi hal-hal negatif mulai saat ini. Para siswa juga harus aktif melapor apabila mengalami atau mengetahui adanya kekerasan anak.

Baca Juga :  Sektor Pertanian Mentereng, UMKM Go Internasional

Langkah proaktif penting dilakukan agar kasus kekerasan bisa dicegah sejak awal. Sehingga, dampak dan risikonya bisa diminimalkan sejak dini. ”Kalau kekerasan terhadap anak bisa dicegah, ayo dicegah. Kalau tidak bisa, mari melaporkan,” imbuhnya.

Ipuk juga meminta para siswa memupuk persahabatan antarsesama kawan. Persahabatan akan menjadi pemupuk persaudaraan dan menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain. Dengan modal itulah, perundungan dan kekerasan anak lainnya bisa dikikis dan pudar di Banyuwangi.

Selain siswa, Ipuk juga menemui para kepala SD dan SMP se-Kecamatan Sempu. Ipuk berpesan agar sekolah mengoptimalkan peran bimbingan konseling (BK). ”Saya titip anak-anak di Banyuwangi. Jika ada hal-hal yang dilihat dari tingkah laku siswa yang aneh, lakukan bimbingan konseling. Perkuat lagi BK. Tidak perlu ruangan bagus. Yang penting anak-anak nyaman,” pinta Ipuk.

Selain itu, orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi itu juga meminta agar para kepala sekolah turut memperhatikan para guru dan tenaga pendidik yang ada di lembaga masing-masing. Sebab, risiko kekerasan terhadap anak tak hanya muncul dari sesama anak. Tapi juga bisa tercetus dari para tenaga pendidik.

Baca Juga :  Bupati Ipuk Cek Program Kanggo Riko; Bantuan Khusus Perempuan Kepala Keluarga

Selanjutnya, kepala sekolah juga diminta mendetailkan program-program pencegahan kekerasan anak di lembaga masing-masing. ”Saya butuh sekali dukungan dari berbagai pihak agar lebih detail lagi membuat kebijakan. Termasuk melibatkan para guru agar lebih perhatian kepada para siswa,” tambah Ipuk.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi Suratno mengatakan, pihaknya juga akan menguatkan satuan tugas (satgas) antikekerasan di sekolah. Bukan hanya perundungan dan pelecehan seksual, satgas itu juga bekerja untuk meminimalkan risiko masalah intoleransi. ”Satgas ini melibatkan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda),” kata dia.

Langkah pencegahan lainnya, Dispendik akan menambah dan mengubah pola pelatihan rutin bagi para guru dan tenaga kependidikan. Materi yang diberikan kepada mereka ke depannya, lanjut Suratno, tak hanya soal pengembangan dunia pendidikan saja. ”Tapi akan kami kuatkan juga melalui materi-materi yang berkaitan dengan risiko perundungan atau kekerasan, pelecehan seksual, dan intoleransi,” pungkasnya. (sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/