BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Badan Pusat Statistik (BPS) RI memilih Banyuwangi sebagai pilot project pemanfaatan platform digital Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek). Penunjukan ini didasarkan pada kesiapan pemerintah kabupaten the Sunrise of Java dalam pengelolaan dan pemanfaatan data sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS RI Margo Yuwono saat bertemu Bupati Ipuk Fiestiandani di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jumat (20/1). Margo datang didampingi Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Imam Machdi, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan, Direktur Statistik Ketahanan Sosial Nurma Midayanti, Direktur Sistem Informasi Statistik Puji Isnartini, serta Kepala BPS Banyuwangi Joko Santoso.
Margo mengatakan, Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang menjadikan data sebagai landasan penting dalam perumusan kebijakan maupun evaluasi pembangunan. Sehingga, program-program yang dilaksanakan lebih tepat sasaran. Misalnya, dalam masalah pengurangan kemiskinan.
Dikatakan, sekitar satu dekade terakhir kinerja pengurangan kemiskinan di Banyuwangi berjalan dengan baik. ”Dengan segala intervensi program yang didasarkan pada data, ini menjadi poin penting bagi kami. Bahkan, ini menjadi pemicu kami. Program apa yang telah Banyuwangi intervensi, kami jadikan analisis dan masuk dalam platform kami,” ujar Margo.
Angka kemiskinan di Banyuwangi memang terus menurun hingga menjadi satu digit setelah satu dekade sebelumnya selalu di atas dua digit. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 kembali menurun menjadi 7,51 persen, level terendah sepanjang sejarah Banyuwangi sejak Indonesia merdeka.
Selain itu, lanjut Margo, Banyuwangi juga dinilai mampu dan siap dalam hal pengelolaan data. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan Pemkab Banyuwangi dalam pengelolaan data, mulai dari Smart Kampung, aplikasi dasawisma, serta pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SBPE) hingga ke level desa.
Bahkan, dalam penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) pada 2021 lalu, indeks SPBE Banyuwangi menjadi yang terbaik kedua se-Indonesia. ”Ini alasan kami menempatkan Banyuwangi sebagai pilot project secara nasional. Sehingga, dengan kesiapan Banyuwangi ini tugas kami dalam menyiapkan satu pusat rujukan data nasional akan lebih cepat terwujud,” kata Margo.
Margo menambahkan, best practice Banyuwangi akan menjadi contoh bagi daerah lain bahwa data yang baik akan menghasilkan perencanaan yang baik. ”Sehingga, menghasilkan outcome yang baik pula,” imbuhnya.
Margo menyebut, dalam kolaborasi ini Pemkab Banyuwangi akan menjadi salah satu yang pertama dalam pemanfaatan platform digital Regsosek untuk berbagi data dan analisis kebijakan. Banyuwangi akan menjadi lokus prototype tata kelola dan pemutakhiran data Regsosek secara nasional.
”Platform yang dimiliki BPS akan diinteraksikan dengan sistem yang ada di daerah. Misalnya, mengintegrasikan dan mendukung bagi pakai data antara platform digital data Regsosek dengan Banyuwangi Satu Data sehingga saling menguatkan,” jelasnya.
Kolaborasi ini juga melaksanakan pemberdayaan kepada desa dan kelurahan untuk pengelolaan dan pemutakhiran data. ”Kualitas sumber daya manusia (SDM) desa otomatis akan ter-upgrade dengan pemanfaatan teknologi yang akan diterapkan. Desa-desa akan kami dampingi dan diberikan pembinaan peningkatan kualitas data, seperti melalui program Desa Cantik,” ungkap Margo.
Sementara itu, Bupati Ipuk menyambut baik penunjukan Banyuwangi dalam program Regsosek BPS. Dikatakan, Pemkab Banyuwangi sangat menyadari pentingnya peran data dalam perumusan pembangunan daerah.
Untuk itu, Pemkab Banyuwangi terus menggulirkan berbagai inovasi untuk menyajikan data yang akurat dan terintegrasi. Misalnya, sistem Banyuwangi Satu Data, UGD Kemiskinan, hingga Smart Kampung yang ke depan akan dikembangkan sebagai rumah besar berbagai data kependudukan, termasuk soal sosial dan ekonomi.
”Tentu kolaborasi pemanfaatan data ini akan mempermudah kami dalam melakukan intervensi yang tepat bagi warga. Kami berharap kolaborasi ini bisa lebih menguatkan program-program pembangunan di Banyuwangi. Sebab, data menjadi input terpenting dalam penyusunan program pembangunan,” pungkas Ipuk. (sgt/c1)