PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Ada kabar gembira untuk para petani. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Banyuwangi akan menggelontor dana sebesar Rp 15 miliar untuk petani yang tanamannya tidak termasuk daftar penerima pupuk bersubsidi, seperti buah naga.
Dispertapa kini tengah membahas serius terkait permasalahan pupuk bersubsidi. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 10 tahun 2022 tentang pembatasan pupuk bersubsidi, salah satu komoditas unggulan di Banyuwangi, seperti buah naga tidak termasuk di dalamnya. “Ini yang kami carikan solusi,” cetus Plt Kepala Dispertapa Banyuwangi, Ilham Juanda Rabu (15/2).
Menurut Ilham, petani buah naga kini harus bertahan merawat tanamannya dengan pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal. Dan luas lahan untuk budidaya buah naga di Kabupaten Banyuwangi sangat besar, sekitar 4.138 hektare. “Daerah sentra produksi buah naga di tujuh kecamatan, Kecamatan Purwoharjo, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Tegaldlimo, Cluring, dan Muncar,” ungkapnya.
Ilham mengaku tidak bisa langsung menggelontorkan pupuk bersubsidi kepada petani buah naga. Sebab, sudah ada aturannya. “Kami hanya bisa berkomunikasi dengan pemerintah pusat soal permasalahan ini,” terangnya.
Untuk membantu petani itu, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi dalam waktu dekat akan memberikan bantuan kepada petani buah naga. “Bantuannya berupa pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik granule,” katanya saat menemui petani buah naga di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Rabu (15/2) .
Besar bantuan yang akan diberikan itu 49 ribu liter untuk POC dan 500 ton pupuk organik granule. “Untuk bantuan itu anggaran dari APBD 2023 sebesar Rp 15 miliar,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Distribusi pupuk organik tersebut, jelas dia, melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan diteruskan pada kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), dan asosiasi petani. “Penyaluran akan dilakukan secepatnya,” janjinya.
Koordinator BPP Purwoharjo, Bambang Dwi Jatmiko, menambahkan, selain mendistribusikan pupuk melalui Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), pihaknya juga akan memberikan edukasi pada petani. “Petani kami ajak untuk memahami aplikasi pupuk organik,” katanya.
Ketua Persatuan Petani Buah Naga Banyuwangi (Panaba), Edy Purwoko berharap Dispertapa bisa menjembatani aspirasi masyarakat petani, terutama soal ketersediaan pupuk. “Subsidi yang dicabut sangat memberatkan kami,” katanya.
Menurutnya, selisih harga pupuk bersubsidi dengan nonsubsidi yang terlalu jauh memberatkan petani. “Kalau, tidak terlalu jauh (selisihnya), mungkin tidak akan jadi masalah. Ini mungkin yang tidak diantisipasi pemerintah,” cetusnya.(gas/abi)