29.1 C
Banyuwangi
Thursday, March 23, 2023

Psikolog: Sebagian Pelaku LGBT Karena Pola Asuh Masa Lampau

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Rencana komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) menggelar pertemuan sempat menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) pun turun tangan agar hal itu tidak sampai menimbulkan konflik di masyarakat.

Sementara itu, ada sejumlah hal yang berpotensi menyebabkan seseorang menjadi LGBT. Tidak terkecuali perlakuan dari orang-orang terdekat. Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Betty Kumala Febriawati mengatakan, sebagian pelaku LGBT adalah korban atas perilaku atau pola asuh yang salah di masa lampau.

Misalnya, imbuh Betty, bermula dari kejadian sepele seperti sering mendengar atau melihat orang tua yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga diperlakukan tidak sesuai dengan gender yang dimiliki oleh orang tua. ”Parenting orang tua yang diterapkan sejak kecil itu sangat berpengaruh kepada tumbuh kembang anak di masa yang akan datang,” ujarnya.

Baca Juga :  Ulang Tahun Ke-73 Pancasila

Menurut Betty, banyak sekali faktor penyebab hingga kalangan muda atau bahkan yang sudah berumur pun bisa melakukan aktivitas LGBT. Dia mengaku banyak pelaku LGBT yang menemuinya untuk berkonsultasi. Konsultasi dilakukan dengan tujuan agar mereka bisa sembuh dari perilaku ”menyimpang” tersebut. ”Tahun lalu banyak dari mereka datang untuk mencari jalan kesembuhan. Sejak awal tahun 2023 saja saya sudah menangani 10 orang. Kami bersyukur sudah ada yang berhasil. Tapi semua juga tergantung niat dari pribadinya,” akunya.

Menurut Betty, dari sekian banyak kasus LGBT yang ditangani, pasien yang datang ke tempatnya lebih didominasi oleh kaum pria penyuka pria dengan usia produktif. ”Perlu diketahui juga, penyuka sesama jenis, baik pria maupun wanita, dipicu adanya faktor salah satu hormon berlebih dalam tubuhnya yang berakibat penyimpangan tersebut,” tuturnya.

Baca Juga :  Sebaran Debu Vulkanik Semeru Tidak Sampai ke Banyuwangi

Masih menurut Betty, pelaku LGBT yang berusaha untuk sembuh biasanya termotivasi lingkungan serta dorongan dari orang-orang terdekat. ”Ada yang datang karena alasan orang tua, ingin memperbaiki hidup, dan bermacam-macam alasan lainnya. Mereka yang sudah sembuh juga mulai melakukan usaha yang produktif dan mengembangkan kemampuan di bidang yang disukai,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Rencana komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) menggelar pertemuan sempat menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) pun turun tangan agar hal itu tidak sampai menimbulkan konflik di masyarakat.

Sementara itu, ada sejumlah hal yang berpotensi menyebabkan seseorang menjadi LGBT. Tidak terkecuali perlakuan dari orang-orang terdekat. Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Betty Kumala Febriawati mengatakan, sebagian pelaku LGBT adalah korban atas perilaku atau pola asuh yang salah di masa lampau.

Misalnya, imbuh Betty, bermula dari kejadian sepele seperti sering mendengar atau melihat orang tua yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga diperlakukan tidak sesuai dengan gender yang dimiliki oleh orang tua. ”Parenting orang tua yang diterapkan sejak kecil itu sangat berpengaruh kepada tumbuh kembang anak di masa yang akan datang,” ujarnya.

Baca Juga :  Hadapi Piala Gubernur, Atlet Silat Jalani Ritual di Sumber Penawar

Menurut Betty, banyak sekali faktor penyebab hingga kalangan muda atau bahkan yang sudah berumur pun bisa melakukan aktivitas LGBT. Dia mengaku banyak pelaku LGBT yang menemuinya untuk berkonsultasi. Konsultasi dilakukan dengan tujuan agar mereka bisa sembuh dari perilaku ”menyimpang” tersebut. ”Tahun lalu banyak dari mereka datang untuk mencari jalan kesembuhan. Sejak awal tahun 2023 saja saya sudah menangani 10 orang. Kami bersyukur sudah ada yang berhasil. Tapi semua juga tergantung niat dari pribadinya,” akunya.

Menurut Betty, dari sekian banyak kasus LGBT yang ditangani, pasien yang datang ke tempatnya lebih didominasi oleh kaum pria penyuka pria dengan usia produktif. ”Perlu diketahui juga, penyuka sesama jenis, baik pria maupun wanita, dipicu adanya faktor salah satu hormon berlebih dalam tubuhnya yang berakibat penyimpangan tersebut,” tuturnya.

Baca Juga :  Wanita dan Politik

Masih menurut Betty, pelaku LGBT yang berusaha untuk sembuh biasanya termotivasi lingkungan serta dorongan dari orang-orang terdekat. ”Ada yang datang karena alasan orang tua, ingin memperbaiki hidup, dan bermacam-macam alasan lainnya. Mereka yang sudah sembuh juga mulai melakukan usaha yang produktif dan mengembangkan kemampuan di bidang yang disukai,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/