BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Banyuwangi memiliki sejarah panjang dengan Nahdlatul Ulama (NU). Di kabupaten ujung timur Pulau Jawa inilah, Salawat Badar yang dikenal sebagai selawatnya orang NU, digubah sekaligus pertama kali dilantunkan.
Hal itu pun diakui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Dia mengatakan, Banyuwangi sengaja dipilih sebagai salah satu lokasi peringatan Satu Abad NU karena memiliki tradisi dan akar historis cukup kuat dalam tradisi keislaman
Apalagi, imbuh KH Cholil Staquf, Banyuwangi merupakan tempat lahirnya Salawat Badar. ”Maka, pada rangkaian acara ini (peringatan Satu Abad NU, Red) PBNU akan memberikan penghargaan pada mendiang KH Ali Manshur sebagai penggubah selawat yang menjadi ciri khas warga nahdliyin,” ujarnya Minggu (8/11).
Pernyataan Ketum PB NU tersebut direalisasikan kemarin (9/1). Ketua Panitia Peringatan Satu Abad NU di Banyuwangi yang sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas menyerahkan penghargaan kepada keluarga mendiang KH Ali Manshur di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi. Bukan hanya penghargaan, Anas juga menyerahkan ”hadiah” umrah untuk dua anggota keluarga almarhum KH Ali Manshur. (sgt/aif/c1)