23.6 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Kadal Kebun; Tubuhnya Mungil, Gesit, dan Sulit Ditangkap

RADAR BANYUWANGI – Kadal kebun adalah salah satu jenis kadal yang paling sering dijumpai di Indonesia. Karena itu tak mengherankan, bila tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) sering menemukan kadal ini selama ekspedisi. Susur Sungai digelar Dinas PU Pengairan bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Kadal termasuk ke dalam suku Scincidae (bengkarungan). Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah east indian brown skink, manylined sun skink, atau common sun skink, sedangkan nama ilmiahnya, Eutropis multifasciata.

Kadal ini berukuran agak kecil, spesimen yang sering ditemui sehari-hari berukuran sebesar jempol kaki dengan panjang antara 18 hingga 22 cm dengan sekitar 60% dari panjangnya adalah panjang ekor. Kepalanya berbentuk lancip dengan leher yang sangat pendek. Penampang badannya berbentuk persegi atau kotak.

Tubuh bagian atas berwarna cokelat tua atau cokelat keabu-abuan mengilap dengan sisi tubuh berwarna keemasan, terutama dekat leher. Terkadang juga dihiasi bintik-bintik kecil berwarna hitam dan/atau pucat di punggung dan sisi badannya.

Baca Juga :  Identitas Kependudukan Digital Sudah Diluncurkan, Kini KTP Tak Berwujud Kartu

Bagian leher bawah berwarna cokelat muda dan bagian perut hingga anus berwarna cokelat pucat. Moncong/bibir mulut berwarna kemerah-merahan. Ekor berwarna sama dengan tubuhnya, dengan dihiasi garis samar berwarna gelap di sisi ekor. Lengan kaki juga berwarna sama dengan tubuh atasnya

Kadal ini biasanya ditemukan di pinggiran sungai, hutan, kebun, ladang atau tegalan, persawahan, serta di permukiman penduduk. Kadal kebun menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah. ”Biasanya kadal ini menyukai celah-celah dan tebing yang berbatu sebagai tempat tinggal dan untuk mencari mangsanya,” ujar Supriyadi, penghobi reptil asal Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

Sebagian besar kadal melakukan aktivitas pada siang hari, dan sebagian lainnya aktif pada malam hari. Sebagian besar kadal memerlukan sinar matahari untuk menghangatkan badannya sebelum beraktivitas.

Biasanya, kadal saling berkomunikasi menggunakan isyarat dengan menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti ekor, menjulurkan lidah, mengubah-ubah warna kulit, atau menaik-turunkan badannya. Pada keadaan tertentu, kadal-kadal jantan sering berkelahi untuk memperebutkan wilayah kekuasaan atau kadal betina, seperti saling menggigit atau mencakar, sampai salah satu mengalah dan pergi.

Baca Juga :  Mungil, Gesit, dan Sulit Ditangkap

Kadal adalah reptil omnivor. Makanan kadal meliputi serangga seperti nyamuk, laba-laba, belalang, larva, cacing, amfibi, dan bahkan memakan jenis kadal yang sama yang lebih kecil. Sebagian besar kadal berkembang biak dengan bertelur (ovipar).

Jika terancam, kadal kebun mempertahankan diri dengan memutuskan ekornya yang dapat bergerak-gerak sendiri (autotomi) untuk mengalihkan perhatian pengganggunya, sementara kadal itu sendiri akan berlari menyelamatkan diri. ”Kadal ini sangat sering dicari oleh warga, terutama anak-anak, yang sering menangkap dan menjadikan kadal ini sebagai peliharaan atau mainan. Tapi memang pergerakan kadal yang lincah dan gesit jadi sangat susah ditangkap dengan tangan kosong,” katanya.

Telur kadal terdiri dari lapisan luar berupa cangkang lunak yang kedap air. Kemudian ada dinding dalam berupa selaput, serta zat putih-kuning telur, yang akan berubah menjadi individu kadal baru apabila diinkubasi. (ddy/bay/c1)

RADAR BANYUWANGI – Kadal kebun adalah salah satu jenis kadal yang paling sering dijumpai di Indonesia. Karena itu tak mengherankan, bila tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) sering menemukan kadal ini selama ekspedisi. Susur Sungai digelar Dinas PU Pengairan bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Kadal termasuk ke dalam suku Scincidae (bengkarungan). Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah east indian brown skink, manylined sun skink, atau common sun skink, sedangkan nama ilmiahnya, Eutropis multifasciata.

Kadal ini berukuran agak kecil, spesimen yang sering ditemui sehari-hari berukuran sebesar jempol kaki dengan panjang antara 18 hingga 22 cm dengan sekitar 60% dari panjangnya adalah panjang ekor. Kepalanya berbentuk lancip dengan leher yang sangat pendek. Penampang badannya berbentuk persegi atau kotak.

Tubuh bagian atas berwarna cokelat tua atau cokelat keabu-abuan mengilap dengan sisi tubuh berwarna keemasan, terutama dekat leher. Terkadang juga dihiasi bintik-bintik kecil berwarna hitam dan/atau pucat di punggung dan sisi badannya.

Baca Juga :  Pantau Persiapan Calon Jemaah Haji

Bagian leher bawah berwarna cokelat muda dan bagian perut hingga anus berwarna cokelat pucat. Moncong/bibir mulut berwarna kemerah-merahan. Ekor berwarna sama dengan tubuhnya, dengan dihiasi garis samar berwarna gelap di sisi ekor. Lengan kaki juga berwarna sama dengan tubuh atasnya

Kadal ini biasanya ditemukan di pinggiran sungai, hutan, kebun, ladang atau tegalan, persawahan, serta di permukiman penduduk. Kadal kebun menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah. ”Biasanya kadal ini menyukai celah-celah dan tebing yang berbatu sebagai tempat tinggal dan untuk mencari mangsanya,” ujar Supriyadi, penghobi reptil asal Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

Sebagian besar kadal melakukan aktivitas pada siang hari, dan sebagian lainnya aktif pada malam hari. Sebagian besar kadal memerlukan sinar matahari untuk menghangatkan badannya sebelum beraktivitas.

Biasanya, kadal saling berkomunikasi menggunakan isyarat dengan menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti ekor, menjulurkan lidah, mengubah-ubah warna kulit, atau menaik-turunkan badannya. Pada keadaan tertentu, kadal-kadal jantan sering berkelahi untuk memperebutkan wilayah kekuasaan atau kadal betina, seperti saling menggigit atau mencakar, sampai salah satu mengalah dan pergi.

Baca Juga :  Tetap Bertahan karena Masih Banyak Tanaman

Kadal adalah reptil omnivor. Makanan kadal meliputi serangga seperti nyamuk, laba-laba, belalang, larva, cacing, amfibi, dan bahkan memakan jenis kadal yang sama yang lebih kecil. Sebagian besar kadal berkembang biak dengan bertelur (ovipar).

Jika terancam, kadal kebun mempertahankan diri dengan memutuskan ekornya yang dapat bergerak-gerak sendiri (autotomi) untuk mengalihkan perhatian pengganggunya, sementara kadal itu sendiri akan berlari menyelamatkan diri. ”Kadal ini sangat sering dicari oleh warga, terutama anak-anak, yang sering menangkap dan menjadikan kadal ini sebagai peliharaan atau mainan. Tapi memang pergerakan kadal yang lincah dan gesit jadi sangat susah ditangkap dengan tangan kosong,” katanya.

Telur kadal terdiri dari lapisan luar berupa cangkang lunak yang kedap air. Kemudian ada dinding dalam berupa selaput, serta zat putih-kuning telur, yang akan berubah menjadi individu kadal baru apabila diinkubasi. (ddy/bay/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/