BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Capung jarum memiliki nama latin Vestalis luctuosa. Odonata tersebut merupakan penerbang yang lemah dan memiliki mata yang menonjol. Selain itu, spesies jenis ini hanya bisa ditemui di sekitar sungai kecil atau parit yang teduh atau ternaungi oleh pepohonan lebat.
Capung Macan (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Sungai teduh dengan banyak naungan semacam itu identik dengan gambaran DAS Kalilo di Desa Grogol. Daerah yang dekat dengan salah satu mata air Sungai Kalilo ini sangat bersahabat untuk hunian capung.
Capung Merah (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Anggota tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) Desy Ariyani mengungkapkan, binatang mungil bersayap itu biasa bertengger pada batu, ranting, maupun rerumputan yang rindang. Sesekali capung menutupkan sayapnya saat mendarat di ranting atau batu di sungai. ”Terlihat banyak jenis capung ketika menyusuri aliran sungai yang mengarah ke Desa Grogol. Biasanya hewan itu menempel di rerumputan atau terbang di atas permukaan air,” ujar Desy.
Menurut perempuan yang tinggal di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi itu, saat melakukan ekspedisi Susuka, capung yang terlihat memiliki aneka warna. Mulai dari capung warna biru metalik, warna hijau, warna merah, hingga ungu.
(Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Secara kebetulan, kata Desy, pada titik-titik lokasi ditemukannya binatang tersebut, air Sungai Kalilo tampak cukup bersih. Tidak ada kotoran ternak, sampah plastik, maupun kotoran manusia.
Awalnya, capung jenis tersebut hampir tidak ditemui tim Susuka sejak menginjakkan kaki di muara. Tapi semakin naik masuk ke wilayah hulu, kondisi air sungai semakin bersih. ”Jenis serangga dan hewan unik mudah ditemui karena kondisi sungai masih bersih dan lebih terjaga,” pungkas Desy. (tar/bay/c1)
BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Capung jarum memiliki nama latin Vestalis luctuosa. Odonata tersebut merupakan penerbang yang lemah dan memiliki mata yang menonjol. Selain itu, spesies jenis ini hanya bisa ditemui di sekitar sungai kecil atau parit yang teduh atau ternaungi oleh pepohonan lebat.
Capung Macan (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Sungai teduh dengan banyak naungan semacam itu identik dengan gambaran DAS Kalilo di Desa Grogol. Daerah yang dekat dengan salah satu mata air Sungai Kalilo ini sangat bersahabat untuk hunian capung.
Capung Merah (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Anggota tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) Desy Ariyani mengungkapkan, binatang mungil bersayap itu biasa bertengger pada batu, ranting, maupun rerumputan yang rindang. Sesekali capung menutupkan sayapnya saat mendarat di ranting atau batu di sungai. ”Terlihat banyak jenis capung ketika menyusuri aliran sungai yang mengarah ke Desa Grogol. Biasanya hewan itu menempel di rerumputan atau terbang di atas permukaan air,” ujar Desy.
Menurut perempuan yang tinggal di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi itu, saat melakukan ekspedisi Susuka, capung yang terlihat memiliki aneka warna. Mulai dari capung warna biru metalik, warna hijau, warna merah, hingga ungu.
(Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Secara kebetulan, kata Desy, pada titik-titik lokasi ditemukannya binatang tersebut, air Sungai Kalilo tampak cukup bersih. Tidak ada kotoran ternak, sampah plastik, maupun kotoran manusia.
Awalnya, capung jenis tersebut hampir tidak ditemui tim Susuka sejak menginjakkan kaki di muara. Tapi semakin naik masuk ke wilayah hulu, kondisi air sungai semakin bersih. ”Jenis serangga dan hewan unik mudah ditemui karena kondisi sungai masih bersih dan lebih terjaga,” pungkas Desy. (tar/bay/c1)