MAKKAH, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Jemaah haji Indonesia, termasuk dari Banyuwangi, sudah selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji, baik rukun, wajib, maupun menjauhi larangan. Mereka sudah berhak menyandang predikat haji.
Sembari menunggu jadwal ke Madinah, jemaah mengisi waktu luang dengan beragam aktivitas. Salah satunya memaksimalkan kegiatan umrah sunah selagi masih berada di Makkah.
Kontributor Jawa Pos Radar Banyuwangi, Hamim melaporkan, sebagian jemaah mengisi waktu dengan melaksanakan umrah sunah. ”Jemaah sudah selesai melaksanakan ibadah haji. Senyampang masih berada di Makkah, mereka melaksanakan umrah berulang kali untuk menambah pundi-pundi amal ibadah,” ujarnya.
Waktu umrah dipilih usai salat Subuh. Mereka lebih dulu berpakaian ihram dan mengambil miqat. Ada beberapa lokasi yang bisa dijadikan tempat miqat. Lokasinya tidak jauh dari Masjidilharam karena masih berada di Kota Makkah.
Lokasi yang sering digunakan jemaah haji asal Indonesia dan paling dekat adalah Masjid Tanim. Ini merupakan lokasi Aisyah melakukan miqat ketika umrah. Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Aisyah.
Rombongan dari berbagai negara silih berganti berdatangan ke masjid tersebut. Di lokasi ini pula, sering ditemukan para pedagang yang menjual keperluan ihram seperti kain ihram dan ikat pinggang.
”Masjid ini berada di pinggir jalan menuju Madinah, berjarak sekitar 7,5 kilometer dari Masjidilharam. Fasilitasnya lengkap, ada kamar mandi, tempat ganti pakaian ihram, tempat wudu yang dilengkapi dengan tempat duduk,” jelas Ketua Bawaslu Banyuwangi ini.
Selain Masjid Tanim, kata Hamim, juga ada tempat miqat lainnya bernama Masjid Jikranah. Masjid ini menjadi salah satu tempat miqat di sekitar Kota Makkah. Tempat mengambil miqat lainnya yakni Masjid Hudaibiyah. ”Masjid Jikranah cukup besar dan luas, Masjid Hudaibiyah yang paling kecil,” jelasnya.
Pelaksanaan umrah sunah sengaja mengambil waktu pada pagi hari mengingat cuaca tidak terlalu panas. Selain itu, kondisi Masjidilharam cenderung lebih sepi. (ddy/aif/c1)