RADAR BANYUWANGI – Salah satu menu makanan tradisional yang masih eksis di Banyuwangi adalah botok lamtoro. Menu ini diperkirakan sudah ada sejak seratus tahun silam.
Lamtoro sejatinya masuk dalam jenis polong-polongan. Atau dalam istilah nutrisi, masuk dalam kelas kacang-kacangan alias Leguminosae. Jenis tanaman ini merupakan sumber protein yang bermanfaat bagi tubuh.
Lamtoro mudah tumbuh di daerah tropis. Nah, di kawasan Bumi Blambangan yang subur, tentu sangat mudah dijumpai tanaman lamtoro atau petai cina ini. Lamtoro sering diolah menjadi kuliner khas yang disebut botok.
Botok merupakan makanan yang terbuat dari ampas/bungkil kelapa yang sudah diambil sarinya. Botok lamtoro termasuk salah satu jenis botok klasik yang sudah ada sejak dulu.
Saat dimasak menjadi botok, biji lamtoro biasanya dicampur dengan tempe, tahu, atau seafood seperti udang. Banyak sekali variasi pilihan yang tersedia agar menu lamtoro tersebut lebih menarik minat para pemburu kuliner.
Selain nikmat, ada banyak manfaat yang terkandung dalam biji hijau berbentuk pipih kecil tersebut. Di antaranya protein, serat, kalsium, dan kalium. Selain digunakan untuk bahan dasar botok, lamtoro juga sering digunakan untuk sayur lain seperti campuran sayur lodeh dan lainnya.
”Kadang makan lamtoro rasanya juga seperti makan petai, bedanya dia kecil dan tidak terlalu sulit memasaknya,” kata Tri Mariyatin, 50, ibu rumah tangga warga Kelurahan Singoturunan, Kecamatan Banyuwangi. (tar/bay/c1)