SEBAGAI manusia yang normal, berakal, tamyiz (bisa membedakan antara baik dan buruk) sudah barang tentu mempunyai keinginan atau pun cita-cita menjadi orang yang sukses, terpandang, dan lain sebagainya.
Saat ini, kita bisa lihat sendiri siapa di antara mereka yang sudah dikatakan sukses pada zaman ini. Selalu mempunyai jadwal tampil dari berbagai daerah, baik di tanah air atau pun di luar negeri. Semua itu tidak mudah menjadi seperti itu. Melainkan butuh dengan perjuangan dan berani menghadapi berbagai tantangan, hambatan, yang harus lawan semua itu dengan keberanian.
Itulah yang mungkin bisa di sebut dengan proses. Tidak semata-mata apa yang kita mimpikan langsung terwujud dan tampak di depan mata. Menurut kata mutiara, semua itu tidak segampang membalik telapak tangan.
Sebagai orang tua, tidak menginginkan nasib anaknya menjadi sebatas pengangguran. Segala upaya susah maupun mudah tetap menjadi pedoman dan landasan demi kesuksesan buah hatinya. Setiap orang tua mempunyai impian bahkan keyakinan besar bahwa buah hatinya harus lebih sukses dari pada orang tuanya.
Apalagi kalau masalah doa. Sudah pasti akan menjadi kepercayaan, kalau hari yang akan mendatang akan menjadi anak yang terpandang, manfaat bagi semua orang. Di sisi lain, orang tua tidak akan memberitahukan buah hatinya kalau uang sakunya hasil dari pinjaman dari tetangga sebelah. Semua itu tidak terlalu penting bagi orang tua. Yang terpenting adalah nasib buah hatinya.
Dari sini, kita bisa dapat menelaah dan memahami. Orang tua mempunyai harapan besar kepada anaknya (kita). Yakni kelak agar menjadi orang yang sukses dan dapat menjunjung tinggi nilai derajat orang tua. Untuk menjadi orang yang sukses tidaklah gampang. Harus mempunyai jiwa keberanian (tidak takut mengambil sikap), keteguhan (teguh menerima cacian orang lain), dan lain sebagainya. Semua itu merupakan sebuah tantangan bagi orang yang berjuang, demi meraih kunci kesuksesan.
Dari suatu proses yang akan mengantarkan Anda semua menuju gerbang kesuksesan. Tanpa dan takut untuk berproses, maka jangan berharap nanti akan menjadi orang yang besar. Lebih baik duduk santai sambil lalu menyeruput kopi di atas mimbar. Makanya, sebagai generasi muda yang nanti akan pasti dibutuhkan negara dan agama.
Kita harus mengobarkan dan membakar semangat kita. Jangan takut sama keadaan yang terjadi saat ini. Hadapi saja dengan keyakinan, kita akan pasti bisa. Agar Anda lebih percaya, ada sebuah kalimat yang berbunyi seperti ini “Manjadda Wa Jadda” (Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka semuanya akan pasti bisa).
Satu lagi, ini juga penting bagi kunci kesuksesan kita. Bahwa tingkah laku Anda terhadap orang tua harus sopan. Sebagaimana ajaran Syariat Islam. Maka Insyaallah di kemudian hari derajatnya kita diangkat menjadi orang yang sukses dan dapat membahagiakan keluarga.
Dari saat ini, detik ini. Tulislah cita-cita Anda di selembar kertas warna putih. Tulis sebesar mungkin cita-cita kalian. Niatkan dalam hati dan percayalah, bahwa Anda akan pasti bisa. Dari kata proses nanti kita akan sukses bersama-sama. Berdoalah kepada sang pemilik kuasa. Minta apa yang Anda inginkan. Apalagi doanya di sepertiga malam. Insyallah Mustajab’.
Ingat, jangan takut untuk berproses. Tetaplah optimistis dengan dasar semangat. Terutama bagi pemuda Indonesia. Yang sudah diharapkan bagi negaranya. Semangat! (*)
*) Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo. Pegiat literasi yang menetap di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.