24 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Siapkan Vaksinasi Unggas Cegah KLB Flu Burung

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi mulai ancang-ancang mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) flu burung di Bumi Blambangan. Sejumlah upaya preventif dilakukan guna mencegah KLB seperti yang terjadi pada tahun 2007–2009, tidak kembali terulang.

Sekadar diketahui, flu burung merupakan jenis penyakit zoonosis alias penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Upaya antisipasi pun dilakukan lantaran telah ditemukan kasus flu burung di tanah air, tepatnya di salah satu peternakan unggas di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dispertan Nanang Sugiharto mengatakan, dalam kurun satu bulan terakhir belum ada temuan kasus flu burung di Bumi Blambangan. Meski zero case, tidak ada alasan untuk menurunkan kewaspadaan. ” Surveilans terus kami laksanakan, terutama ke peternak tradisional yaitu peternak rumah tangga (backyard farm) yang hanya memelihara puluhan ekor unggas,” ujarnya kemarin (27/2).

Baca Juga :  Masyarakat Diimbau Jaga Kesehatan Ginjal

Hal berbeda ketika membahas para peternak modern atau yang termasuk dalam skala dua, yakni peternak yang memiliki unggas lebih dari lima ribu ekor. Menurut Nanang, para peternak modern dan besar itu sudah memahami prosedur operasional standar (standard operating procedure/SOP) dalam menjaga kesehatan dan kualitas hewan ternaknya. ”Kami memberikan perhatian khusus kepada peternak tradisional dan backyard farm karena cenderung memiliki potensi besar unggasnya terkena flu burung,” kata dia.

Untuk mengantisipasi kasus flu burung, pihak Dispertan telah merencanakan pengadaan vaksin ternak pada Maret mendatang. Kurang lebih 38 ribu dosis vaksin AI bakal disiapkan untuk mencegah unggas terkena avin influenza. Selain itu Dispertan juga menyediakan seribu liter disinfektan bagi masyarakat yang memerlukan. ”Fokus kami saat ini adalah peternak yang masuk dalam skala tiga, yaitu jumlah ternak unggasnya masih di bawah dua ribu ekor,” imbuhnya.

Baca Juga :  Capaian Vaksinasi Campak 96 Persen

Selain itu, sudah terdapat Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b. dalam SE tersebut meminta Dinkes provinsi, kabupaten, serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk berkoordinasi dan bekerja sama mencegah dan melakukan pengendalian flu burung pada manusia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Amir Hidayat mengatakan, pihaknya telah menyiapkan petugas yang terus memantau gejala yang terjadi di lapangan. Bila masyarakat menemukan unggas ternak masyarakat yang mati secara mendadak, diharapkan segera melapor ke pihak yang berkaitan. Dengan begitu, pihaknya dapat melakukan tracing kepada masyarakat yang berkontak langsung dengan unggas tersebut. ”Dimohon kepada masyarakat untuk melaporkan adanya kejadian atau gejala flu yang dialami. Terutama yang berhubungan dengan unggas peliharaan, sebab flu burung mudah menyebar dan dapat mengontaminasi manusia,” pungkasnya. (rei/sgt/c1)

 

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi mulai ancang-ancang mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) flu burung di Bumi Blambangan. Sejumlah upaya preventif dilakukan guna mencegah KLB seperti yang terjadi pada tahun 2007–2009, tidak kembali terulang.

Sekadar diketahui, flu burung merupakan jenis penyakit zoonosis alias penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Upaya antisipasi pun dilakukan lantaran telah ditemukan kasus flu burung di tanah air, tepatnya di salah satu peternakan unggas di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dispertan Nanang Sugiharto mengatakan, dalam kurun satu bulan terakhir belum ada temuan kasus flu burung di Bumi Blambangan. Meski zero case, tidak ada alasan untuk menurunkan kewaspadaan. ” Surveilans terus kami laksanakan, terutama ke peternak tradisional yaitu peternak rumah tangga (backyard farm) yang hanya memelihara puluhan ekor unggas,” ujarnya kemarin (27/2).

Baca Juga :  DPK 21 RSIF Peringati HUT Ke-48 PPNI, Dukung Gebyar Vaksinasi Booster

Hal berbeda ketika membahas para peternak modern atau yang termasuk dalam skala dua, yakni peternak yang memiliki unggas lebih dari lima ribu ekor. Menurut Nanang, para peternak modern dan besar itu sudah memahami prosedur operasional standar (standard operating procedure/SOP) dalam menjaga kesehatan dan kualitas hewan ternaknya. ”Kami memberikan perhatian khusus kepada peternak tradisional dan backyard farm karena cenderung memiliki potensi besar unggasnya terkena flu burung,” kata dia.

Untuk mengantisipasi kasus flu burung, pihak Dispertan telah merencanakan pengadaan vaksin ternak pada Maret mendatang. Kurang lebih 38 ribu dosis vaksin AI bakal disiapkan untuk mencegah unggas terkena avin influenza. Selain itu Dispertan juga menyediakan seribu liter disinfektan bagi masyarakat yang memerlukan. ”Fokus kami saat ini adalah peternak yang masuk dalam skala tiga, yaitu jumlah ternak unggasnya masih di bawah dua ribu ekor,” imbuhnya.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Melonjak, Dalam Sehari 82 Orang Terjangkit

Selain itu, sudah terdapat Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b. dalam SE tersebut meminta Dinkes provinsi, kabupaten, serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk berkoordinasi dan bekerja sama mencegah dan melakukan pengendalian flu burung pada manusia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Amir Hidayat mengatakan, pihaknya telah menyiapkan petugas yang terus memantau gejala yang terjadi di lapangan. Bila masyarakat menemukan unggas ternak masyarakat yang mati secara mendadak, diharapkan segera melapor ke pihak yang berkaitan. Dengan begitu, pihaknya dapat melakukan tracing kepada masyarakat yang berkontak langsung dengan unggas tersebut. ”Dimohon kepada masyarakat untuk melaporkan adanya kejadian atau gejala flu yang dialami. Terutama yang berhubungan dengan unggas peliharaan, sebab flu burung mudah menyebar dan dapat mengontaminasi manusia,” pungkasnya. (rei/sgt/c1)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/