BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Nasib apes dirasakan oleh anggota arisan Amanah Banyuwangi. Kelompok arisan yang beranggotakan ratusan orang dari Banyuwangi maupun luar kota tersebut kini dirundung persoalan pelik. Uang arisan senilai Rp 1 miliar dibawa kabur oleh owner arisan.
Pelaku penggelapan uang miliaran rupiah tersebut berinisial WL, 23, warga Kecamatan Glagah. Total ada 63 anggota arisan yang masuk anggota kelompok Amanah Banyuwangi dengan total kerugian Rp 1 miliar. Sejumlah korban terpaksa harus menempuh jalur hukum dengan melaporkan WL ke Polresta Banyuwangi kemarin (24/5).
Dengan membawa sejumlah bukti, laporan mereka langsung diproses Unit Pidum Polresta Banyuwangi. Satu per satu, korban dimintai keterangan secara bergantian. Masing-masing dari korban menunjukkan bukti berupa rekening koran atau bukti transfer.
Dari puluhan korban tersebut, masing-masing mengalami kerugian yang bervariasi. Paling banyak kerugiannya sekitar Rp 41,5 juta. ”Arisannya model indeks, ada juga sistem lelang atau biasa disebut lele oleh para anggota,” ujar Ima Rotulifa, mantan admin arisan Amanah Banyuwangi.
Ima mengaku tertarik ikut arisan tersebut karena diiming-imingi keuntungan yang cukup besar. Ima akhirnya dijadikan admin. ”Arisan sudah berjalan sekitar dua tahunan, sejak saat itu saya direkrut menjadi admin untuk mencari anggota arisan dan pembeli lelang arisan,” ungkapnya.
Setiap ada anggota baru, Ima mendapatkan fee sebesar Rp 10 ribu. Itu belum termasuk keuntungan bagi yang membeli lelang arisan. ”Saya sendiri total Rp 20 juta, baik uang lelang maupun pembayaran fee,” katanya.
Ima menjelaskan, jumlah anggota arisan Amanah Banyuwangi mencapai ratusan. Anggotanya bukan hanya dari Banyuwangi, melainkan juga dari luar kota. ”Ada sekitar 500 anggota, tetapi yang terdata saat ini sebagai bahan laporan hanya 63 anggota. Lainnya belum diketahui asalnya dari mana,” jelasnya.
Ima menambahkan, upaya lapor polisi merupakan jalan terakhir. Langkah mediasi sudah pernah dilakukan di desa, namun tidak ada hasilnya. ”Kita sudah mediasi, tapi owner tidak ada kejelasan. Ketika ditanya, uangnya dibawa kabur owner lainnya, tetapi tidak berani menunjukkan siapa owner lain tersebut,” ungkapnya.
Korban lainnya, Ratnawati asal Malang mengaku mengalami kerugian Rp 26 juta. Sedangkan untuk lelangnya mencapai Rp 15 juta. ”Setiap bulannya saya kirim uang Rp 1,3 juta, sudah berjalan sekitar hampir dua tahun,” katanya.
Ratna mengaku tergiur ikut arisan setelah membaca posting-an WL di media sosial (medsos). Tertarik ikut lelang arisan yang cukup menggiurkan, Ratna akhirnya menginvestasikan tabungannya. ”Sebenarnya sejak awal ikut, WL cukup amanah. Pembayarannya selalu lancar dan tidak ada penundaan sama sekali,” jelasnya.
Mulai awal April, pembayaran mulai macet. Dirinya sampai harus terus-menerus menagih uangnya sendiri. ”Awal Mei lalu, WL baru membayarnya. Pembayaran hanya untuk uang lelang arisannya saja,” tuturnya.
Kapolresta Banyuwangi Kombespol Deddy Foury Millewa melalui Kanit Pidum Iptu Karyono mengaku telah menerima laporan penipuan dan penggelapan para korban arisan. Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan mengumpulkan keterangan saksi dan bukti-bukti. ”Kami segera tangani, tetapi tetap sesuai prosedur dengan melakukan pemeriksaan korban, saksi, dan mengumpulkan bukti-bukti,” tegasnya. (rio/aif/c1)