29.1 C
Banyuwangi
Thursday, March 23, 2023

Dari 21 Korban Asusila, Baru Dua Yang Lapor Polisi

Predator Anak Berdalih Hanya Ciuman Kasih Sayang

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Aksi pencabulan yang dilakukan oleh MM, 50, warga Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, masih terus didalami oleh penyidik Polsek Banyuwangi. Predator anak sekolah dasar (SD) tersebut sempat menampik hasil penyidikan Polsek Banyuwangi kemarin (14/2).

Penjual mainan keliling dari sekolah ke sekolah itu menjelaskan, ciuman yang dilakukan kepada 21 siswi SD tersebut bukan disertai hasrat seksual. Bapak satu anak tersebut mengaku ciuman tersebut sebatas kasih sayang. ”Bukan ciuman nafsu, Pak, saya menciumnya hanya karena kasih sayang kepada mereka,” ujar MM.

MM mengaku hanya lima anak yang dicium di bibir. Sedangkan lainnya hanya dicium di pipi. ”Ciuman tersebut sebagai wujud kasih sayang saya kepada anak-anak,” dalihnya.

MM menyebut, sebenarnya anak-anak yang minta dicium. Saat itu anak-anak minta mainan, namun tidak punya uang. ”Anak-anak yang mau sendiri. Saat itu mereka minta mainan, namun bayarnya dengan ciuman,” terangnya.

Selain mainan gratis, MM juga memberikan uang saku kepada korban. ”Uang itu anak-anak yang minta untuk membeli makanan dan minum. Saya merasa kasihan,” ungkap MM.

Baca Juga :  Penuhi Panggilan Penyidik, Korban Perkosaan Kembali Datangi Mapolresta

Dari 21 korban asusila yang didata, baru dua anak yang melapor ke Polsek Banyuwangi. Dua anak tersebut sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Kedua bocah tersebut didampingi keluarganya. Namun, korban lainnya belum melapor sama sekali ke Polsek Banyuwangi.

Korban asusila sebanyak 21 anak tersebut merupakan data dari pihak sekolah. ”Masih dua orang yang kami periksa sebagai korban, lainnya belum melaporkan. Kami sudah minta pihak sekolah agar korban lain segera melapor,” ujar Kapolsek Banyuwangi AKP Kusmin melalui Kanit Reskrim Ipda Wijoyo.

Pihaknya masih terus melakukan pengembangan laporan asusila tersebut agar semua korban berkenan melapor ke Polsek Banyuwangi. ”Kami terus mendalami kasus ini. Selain 21 korban di satu sekolah, kemungkinan masih bisa bertambah,” katanya.

Wijoyo berharap para korban asusila memberanikan diri untuk melaporkan kejadian yang menimpanya, meski kondisi para korban tetap baik-baik saja dan masih menjalani kegiatan sehari-harinya.

”Kondisi para korban memang baik-baik saja. Yang kami takutkan adanya ketergantungan para korban kepada pelaku. Korban selalu melakukan perbuatannya demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan gratis,” tegas Wijoyo.

Baca Juga :  Ya Ampuuun, Kakek Cabuli Cucunya Sendiri

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pencabulan kembali terjadi di Banyuwangi. Tidak tanggung-tanggung, korbannya mencapai 21 orang. Seluruhnya masih berusia di bawah umur dan masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Predator anak tersebut berinisial MM, 50, warga Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual mainan keliling itu diamankan Unit Reskrim Polsek Banyuwangi, Senin (13/2) lalu. Dalam menjalankan aksinya, predator anak tersebut mengincar anak-anak SD.

Korban dijanjikan mainan gratis asal mau diraba-raba. MM juga kerap memberi uang kepada para korbannya. Tidak jarang anak-anak yang akan dijadikan mangsa diajari mengendarai sepeda motor miliknya. Mayoritas korban merupakan murid kelas 3 SD. Dari jumlah 21 korban, sembilan di antaranya masih duduk di bangku kelas 3. Sedangkan enam korban duduk di bangku kelas 2, empat korban kelas 1, dan dua korban lainnya duduk di bangku kelas 5 dan kelas 6 SD. (rio/aif/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Aksi pencabulan yang dilakukan oleh MM, 50, warga Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, masih terus didalami oleh penyidik Polsek Banyuwangi. Predator anak sekolah dasar (SD) tersebut sempat menampik hasil penyidikan Polsek Banyuwangi kemarin (14/2).

Penjual mainan keliling dari sekolah ke sekolah itu menjelaskan, ciuman yang dilakukan kepada 21 siswi SD tersebut bukan disertai hasrat seksual. Bapak satu anak tersebut mengaku ciuman tersebut sebatas kasih sayang. ”Bukan ciuman nafsu, Pak, saya menciumnya hanya karena kasih sayang kepada mereka,” ujar MM.

MM mengaku hanya lima anak yang dicium di bibir. Sedangkan lainnya hanya dicium di pipi. ”Ciuman tersebut sebagai wujud kasih sayang saya kepada anak-anak,” dalihnya.

MM menyebut, sebenarnya anak-anak yang minta dicium. Saat itu anak-anak minta mainan, namun tidak punya uang. ”Anak-anak yang mau sendiri. Saat itu mereka minta mainan, namun bayarnya dengan ciuman,” terangnya.

Selain mainan gratis, MM juga memberikan uang saku kepada korban. ”Uang itu anak-anak yang minta untuk membeli makanan dan minum. Saya merasa kasihan,” ungkap MM.

Baca Juga :  Anak Bawah Umur Dicabuli di Hutan

Dari 21 korban asusila yang didata, baru dua anak yang melapor ke Polsek Banyuwangi. Dua anak tersebut sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Kedua bocah tersebut didampingi keluarganya. Namun, korban lainnya belum melapor sama sekali ke Polsek Banyuwangi.

Korban asusila sebanyak 21 anak tersebut merupakan data dari pihak sekolah. ”Masih dua orang yang kami periksa sebagai korban, lainnya belum melaporkan. Kami sudah minta pihak sekolah agar korban lain segera melapor,” ujar Kapolsek Banyuwangi AKP Kusmin melalui Kanit Reskrim Ipda Wijoyo.

Pihaknya masih terus melakukan pengembangan laporan asusila tersebut agar semua korban berkenan melapor ke Polsek Banyuwangi. ”Kami terus mendalami kasus ini. Selain 21 korban di satu sekolah, kemungkinan masih bisa bertambah,” katanya.

Wijoyo berharap para korban asusila memberanikan diri untuk melaporkan kejadian yang menimpanya, meski kondisi para korban tetap baik-baik saja dan masih menjalani kegiatan sehari-harinya.

”Kondisi para korban memang baik-baik saja. Yang kami takutkan adanya ketergantungan para korban kepada pelaku. Korban selalu melakukan perbuatannya demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan gratis,” tegas Wijoyo.

Baca Juga :  BAP Predator Anak Dilimpahkan ke Kejaksaan

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pencabulan kembali terjadi di Banyuwangi. Tidak tanggung-tanggung, korbannya mencapai 21 orang. Seluruhnya masih berusia di bawah umur dan masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Predator anak tersebut berinisial MM, 50, warga Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual mainan keliling itu diamankan Unit Reskrim Polsek Banyuwangi, Senin (13/2) lalu. Dalam menjalankan aksinya, predator anak tersebut mengincar anak-anak SD.

Korban dijanjikan mainan gratis asal mau diraba-raba. MM juga kerap memberi uang kepada para korbannya. Tidak jarang anak-anak yang akan dijadikan mangsa diajari mengendarai sepeda motor miliknya. Mayoritas korban merupakan murid kelas 3 SD. Dari jumlah 21 korban, sembilan di antaranya masih duduk di bangku kelas 3. Sedangkan enam korban duduk di bangku kelas 2, empat korban kelas 1, dan dua korban lainnya duduk di bangku kelas 5 dan kelas 6 SD. (rio/aif/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/