23.6 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Turunkan Psikolog Lakukan Pendampingan Korban Pelecehan Seksual

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di Banyuwangi menuai atensi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-PPKB) Banyuwangi. Instansi yang satu ini menerjunkan psikolog khusus anak untuk mendampingi korban yang mengalami trauma.

Psikolog tersebut akan bertugas selama tiga hari untuk membantu memulihkan para korban dari trauma. Psikolog akan mendatangi rumah masing-masing anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Kepala Dinsos-PPKB Henik Setyorini mengungkapkan, kurang lebih terdapat 12 kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak dalam kurun waktu terakhir. Yang terbaru, kasus pelecehan seksual yang dialami oleh NP, 17, warga Kecamatan Muncar. Ironisnya lagi, korban yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP itu merupakan anak yatim dan penyandang kebutuhan khusus.

Baca Juga :  BAP Predator Anak Dilimpahkan ke Kejaksaan

Henik mengatakan, begitu mendapat informasi tentang kasus tersebut pihaknya langsung melakukan pendampingan kepada korban dan mendatangkan psikolog yang khusus menangani anak-anak. ”Psikolog tersebut mendampingi para korban secara bergantian sesuai dengan bidangnya,” ujarnya, Jumat (10/3).

Belasan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak sekolah membuat Dinsos-PPKB kian masif meningkatkan peran. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan pun dilakukan. Salah satunya melalui program parenting yang menyasar para wali murid setiap sepekan sekali. ”Selain wali murid, juga perlu adanya pengawasan lebih khusus dari pihak guru seperti memaksimalkan pojok curhat,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi Siti Mafrochatin Ni’mah menuturkan, kasus kekerasan seksual yang kian merebak menunjukkan adanya permasalahan sosial. Dia mengimbau para orang tua lebih waspada dan memberikan perhatian ekstra kepada anak. ”Dengan adanya kasus ini, maka pemkab harus segera memberikan pendampingan kepada para korban, mengingat korban masih berusia di bawah umur yang mentalnya rawan terganggu,” ujarnya.

Baca Juga :  Giliran Oknum Guru SD Cabuli Mantan Muridnya Sendiri

Ni’mah menambahkan, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual yaitu dengan penguatan nilai keagamaan, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu, pendidikan seks perlu diberikan kepada anak-anak yang sudah balig sebagai antisipasi dan pemahaman dini. ”Harus segera ditangani dengan serius, karena kasus kekerasan seksual pada anak akan berdampak kepada sumber daya manusia (SDM) di Banyuwangi ke depan,” pungkasnya. (rei/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di Banyuwangi menuai atensi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-PPKB) Banyuwangi. Instansi yang satu ini menerjunkan psikolog khusus anak untuk mendampingi korban yang mengalami trauma.

Psikolog tersebut akan bertugas selama tiga hari untuk membantu memulihkan para korban dari trauma. Psikolog akan mendatangi rumah masing-masing anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Kepala Dinsos-PPKB Henik Setyorini mengungkapkan, kurang lebih terdapat 12 kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak dalam kurun waktu terakhir. Yang terbaru, kasus pelecehan seksual yang dialami oleh NP, 17, warga Kecamatan Muncar. Ironisnya lagi, korban yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP itu merupakan anak yatim dan penyandang kebutuhan khusus.

Baca Juga :  Tawarkan Pijat Plus-Plus lewat Medsos, Pemuda Jember Dituntut Setahun Penjara

Henik mengatakan, begitu mendapat informasi tentang kasus tersebut pihaknya langsung melakukan pendampingan kepada korban dan mendatangkan psikolog yang khusus menangani anak-anak. ”Psikolog tersebut mendampingi para korban secara bergantian sesuai dengan bidangnya,” ujarnya, Jumat (10/3).

Belasan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak sekolah membuat Dinsos-PPKB kian masif meningkatkan peran. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan pun dilakukan. Salah satunya melalui program parenting yang menyasar para wali murid setiap sepekan sekali. ”Selain wali murid, juga perlu adanya pengawasan lebih khusus dari pihak guru seperti memaksimalkan pojok curhat,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi Siti Mafrochatin Ni’mah menuturkan, kasus kekerasan seksual yang kian merebak menunjukkan adanya permasalahan sosial. Dia mengimbau para orang tua lebih waspada dan memberikan perhatian ekstra kepada anak. ”Dengan adanya kasus ini, maka pemkab harus segera memberikan pendampingan kepada para korban, mengingat korban masih berusia di bawah umur yang mentalnya rawan terganggu,” ujarnya.

Baca Juga :  BAP Predator Anak Dilimpahkan ke Kejaksaan

Ni’mah menambahkan, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual yaitu dengan penguatan nilai keagamaan, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu, pendidikan seks perlu diberikan kepada anak-anak yang sudah balig sebagai antisipasi dan pemahaman dini. ”Harus segera ditangani dengan serius, karena kasus kekerasan seksual pada anak akan berdampak kepada sumber daya manusia (SDM) di Banyuwangi ke depan,” pungkasnya. (rei/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/