23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Bocah Kelas IV SD Gantung Diri

Tak Kuat Di-Bully Teman, Pulang Sekolah Menangis dan Dongkol

PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Genteng – Kisah memilukan terjadi di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Senin (27/2) sore. Seorang bocah kelas IV SD berinisial MR, ditemukan meninggal dengan tubuh menggantung di dapur rumahnya.

Korban nekat gantung diri karena kerap di-bully teman-temannya di sekolah. Perundungan yang berkali-kali tersebut membuat mental bocah tersebut drop. Korban di-bully karena sudah tidak punya bapak lagi alias menjadi anak yatim.

Meninggalnya bocah berusia 11 tahun dengan cara tidak wajar tersebut membuat keluarganya histeris. Ibu korban Wasiah, 50, yang kali pertama menemukan langsung menjerit histeris. ”Yang menemukan ibunya sendiri,” kata Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

Sebelum ditemukan meninggal, sekitar pukul 11.00, korban pulang dari sekolah dengan wajah murung, menangis, dan dongkol. Korban langsung masuk ke rumah dan kamar tanpa mau berjabat tangan pada ibunya yang sedang bersih-bersih di depan rumah. ”MR langsung masuk ke rumah,” ujarnya.

Baca Juga :  Ngumpet di Rumah Teman, Pelarian Fauzan Berakhir di Lampung

Dari keterangan Wasiah, imbuh Basori, MR yang masuk ke kamar tidak kunjung menampakkan diri. Padahal, bocah tersebut setiap hari terbiasa membantu ibunya bersih-bersih. ”Biasanya setelah masuk rumah ganti baju dan keluar lagi, tapi kali ini tidak keluar,” terangnya.

Cukup lama menunggu MR keluar, kecurigaan mulai menyelimuti Wasiah. Ibu dua anak itu kemudian memutuskan mencari anak bungsunya itu sambil memanggil-manggil namanya. ”Awalnya dikira tidur, tapi dicari di kamar tidak ada,” ungkapnya.

Tidak menemukan anaknya di kamar, Wasiah berjalan menuju ke dapur. Saat kakinya baru beberapa langkah di dapur, dilihat anak kesayangannya itu sudah tergantung di pintu dapur menggunakan tali plastik berwarna biru. ”Ibu korban berteriak histeris. Dia langsung menelepon kakak korban yang sedang bekerja di Pantai Pulau Merah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kakek 78 Tahun Gantung Diri Dalam Sumur

Basori menyebut, Wasiah tidak bisa menurunkan MR yang tubuhnya menggantung di pintu dapur. Ibu korban kemudian menghubungi anak sulungnya, Nur Rohim, 25. ”Rohim datang langsung menurunkan tubuh adiknya. Saat diturunkan diduga masih hidup karena denyut nadinya masih terasa,” katanya.

Berharap masih ada keajaiban, Rohim melarikan adiknya ke Klinik BSI di Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Tapi sayang, sebelum sampai di klinik korban sudah mengembuskan napas terakhir. ”Informasi kejadian sampai ke polsek habis magrib. Kami bersama anggota langsung ke lokasi,” ungkapnya. (sas/abi/c1)

 

PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Genteng – Kisah memilukan terjadi di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Senin (27/2) sore. Seorang bocah kelas IV SD berinisial MR, ditemukan meninggal dengan tubuh menggantung di dapur rumahnya.

Korban nekat gantung diri karena kerap di-bully teman-temannya di sekolah. Perundungan yang berkali-kali tersebut membuat mental bocah tersebut drop. Korban di-bully karena sudah tidak punya bapak lagi alias menjadi anak yatim.

Meninggalnya bocah berusia 11 tahun dengan cara tidak wajar tersebut membuat keluarganya histeris. Ibu korban Wasiah, 50, yang kali pertama menemukan langsung menjerit histeris. ”Yang menemukan ibunya sendiri,” kata Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

Sebelum ditemukan meninggal, sekitar pukul 11.00, korban pulang dari sekolah dengan wajah murung, menangis, dan dongkol. Korban langsung masuk ke rumah dan kamar tanpa mau berjabat tangan pada ibunya yang sedang bersih-bersih di depan rumah. ”MR langsung masuk ke rumah,” ujarnya.

Baca Juga :  Hasil Otopsi Ditemukan Banyak Luka Memar di Tubuh Nenek Riyani

Dari keterangan Wasiah, imbuh Basori, MR yang masuk ke kamar tidak kunjung menampakkan diri. Padahal, bocah tersebut setiap hari terbiasa membantu ibunya bersih-bersih. ”Biasanya setelah masuk rumah ganti baju dan keluar lagi, tapi kali ini tidak keluar,” terangnya.

Cukup lama menunggu MR keluar, kecurigaan mulai menyelimuti Wasiah. Ibu dua anak itu kemudian memutuskan mencari anak bungsunya itu sambil memanggil-manggil namanya. ”Awalnya dikira tidur, tapi dicari di kamar tidak ada,” ungkapnya.

Tidak menemukan anaknya di kamar, Wasiah berjalan menuju ke dapur. Saat kakinya baru beberapa langkah di dapur, dilihat anak kesayangannya itu sudah tergantung di pintu dapur menggunakan tali plastik berwarna biru. ”Ibu korban berteriak histeris. Dia langsung menelepon kakak korban yang sedang bekerja di Pantai Pulau Merah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pasutri Pembuang Bayi Ditangkap

Basori menyebut, Wasiah tidak bisa menurunkan MR yang tubuhnya menggantung di pintu dapur. Ibu korban kemudian menghubungi anak sulungnya, Nur Rohim, 25. ”Rohim datang langsung menurunkan tubuh adiknya. Saat diturunkan diduga masih hidup karena denyut nadinya masih terasa,” katanya.

Berharap masih ada keajaiban, Rohim melarikan adiknya ke Klinik BSI di Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Tapi sayang, sebelum sampai di klinik korban sudah mengembuskan napas terakhir. ”Informasi kejadian sampai ke polsek habis magrib. Kami bersama anggota langsung ke lokasi,” ungkapnya. (sas/abi/c1)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/