GENTENG, Radar Genteng – Sudah puluhan tahun Warsito, 60, asal Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, jualan nisan. Malahan, sejak kecil sudah berkecimpung di dunia perkeramikan sampai memilih buka usaha dibanding melanjutkan ke SMP.
Warsito memulai usaha sejak remaja hingga kini memiliki tiga orang anak dan empat cucu. Semuanya, dibesarkan dari usaha membuat batu nisa. “Saya termasuk orang yang mengawali jualan batu nisan, sekarang banyak yang membuat,” katanya.
Dibantu tiga karyawan, Warsito membuat batu nisan di halaman rumahnya. Setiap hari, minimal membuat 10 nisan. Berbeda dengan batu nisan biasa, ukiran nama yang ditempel pada nisan bahannya menggunakan granit, dan pembuatanya lebih memakan waktu. “Satu ukiran membutuhkan waktu sampai dua hari,” ucapnya.
Untuk harga yang ditawarkan mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, melihat ukurannya. Saat masih menjual nisa berukuran besar, harganya ada yang sampai Rp 1 juta. Karena saat ini dilarang mengkijing kuburan, ukuranya menjadi lebih kecil. “Masih ada yang pesan ukuran besar, tapi sangat jarang,” jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, hanya orang yang memiliki kuburan di tanah pribadi yang bisa memasang kijing. Kalau di pemakaman umum hampir semua dilarang. “Hari biasa bisa mendapatkan pesanan tiga hingga lima nisan, menjelang puasa atau Lebaran, pesanan bisa 10 nisan,” pungkasnya.(mg5/abi)