TERMINAL Wiroguno diresmikan pengoperasiannya oleh Bupati Banyuwangi Samsul Hadi pada 2004. Saat peresmian yang digelar pada Jumat pagi, belum ada nama yang akan disiapkan untuk termibal itu. Bupati terlihat juga sempat kebingugan, karena juga belum menyiapkan nama.
Sesaat sebelum menyampaikan sambutan sekaligus meresmikan pengoperasian terminal, Bupati Samsul menemui sejumlah wartawan yang saat itu datang untuk liputan. “Jenengne paran terminal ikai,” tanya Bupati Samsul pada para wartawan.
Sejumlah wartawan yang ada hanya diam, semua membisu karena juga tidak tahu nama yang pas untuk terminal yang berlokasi di Dusun Curahketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng itu. “Bagaimana kalau Terminal Mas Tholib,” kata Bupati Samsul.
Mas Tholib yang bergelar Temenggung Wiroguno II itu, nama Bupati Banyuwangi kedua setelah Mas Alit atau Temenggung Wiroguno I. Mas Tholib memerintah di telatah Bumi Blambangan pada 1782-1818 M. “Saya rasa nama itu pas,” ujar bupati dengan bahasa Oseng yang kental.
Saat Bupati Samsul akan beranjak untuk meresmikan terminal, salah satu wartawan senior yang juga budayawan Banyuwangi, Pomo Martadi, langsung menyela. “Maaf pak bupati, Mas Tholib itu kan nama anaknya bapak (Bupati Samsul), apa nanti tidak dituduh mengkultuskan anak,” cetus Pomo dengan suara lirih. Bupati Samsul terdiam, sambil mengusap keringatnya di wajah yang mulai bercucuran akhirnya membatalkan nama itu. “Bener, ojo Mas Tholib,” ungkapnya.
Hingga akhirnya dalam ‘rapat’ kecil itu disepakati, untuk nama terminal di Genteng yang dibangun hasil tukar guling dengan Kantor Pembantu Bupati Banyuwangi di Genteng dan rumah dinas Camat Genteng itu, dengan nama Wiroguno atau Terminal Wiroguno. Wiroguno itu diambil dari gelar Bupati Banyuwangi pertama dan kedua. (*)