Miswati sebenarnya bisa dikatakan sebagai periah IPK tertinggi diantara ratusan wisudawan mahasiswa Unars beberapa waktu lalu. Sebab, indeks prestasinya tersebut sama dengan peraih IPK tertinggi, yaitu 3,29
HABIBUL ADNAN, Kendit
Miswati tidak langsung mengiakan saat Jawa Pos Radar Situbondo membuat janji bertemu dengannya, Senin (18/12) lalu. Jikapun langsung ditemui di rumahnya, dia meminta agar datang agak pagi.
Karena tidak memungkinkan untuk wawancara langsung, wartawan koran ini memutuskan untuk menghubunginya melalui telepon. Perempuan asal Kampung Karang Anyar Barat, Desa/Kecamatan Kendit itupun masih mengajukan syarat. Yaitu agar di telepon sekitar pukul 12.00-13.00.
Lewat dari jam yang ditentukan, dia tidak menjamin bisa mengangkat teleponnya. “Mas, kalau wawancaranya sekarang saja. Soalnya, sebentar lagi saya mau ke selep, ngurus gabah,” bunyi pesan singkat yang dikirim Miswati.
Selain menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Abdurachaman Saleh (Unars) Situbondo, Miswati memang memiliki kesibukan yang lain. Yaitu mengurusi hasil pertaniannya.
Di luar kampus, Miswati sibuk membantu orang tuanya di sawah. Anak sulung dari dua bersaudara itu bahkan diberikan porsi lebih banyak dalam mengurusi hasil pertanian. “Kalau sudah panen, saya yang mencari penjual beras, sampai tawar menawar harga,” katanya.
Sedangkan pada masa tanam, Miswati dipercaya penuh dalam mengelola sawah. Mulai dari membayar pekerja, beli bibit, beli obat, hingga biaya perawatan. “Yang ngatur pengeluaran saya semua,” tambah perempuan kelahiran 18 juni 1995 itu.
Baginya, kemampuan dalam mengatur keuangan tersebut banyak didapatnya dibangu kuliah. Sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Ekonomi Unars, sudah pasti mendapatkan banyak ilmu tentang manajemen pengelolaan keuangan. “Ilmu tersebut yang saya coba amalkan,” katanya.
Terkait dengan predikatnya sebagai peraih IPK tertinggi kedua, Miswati mengaku tidak menyangka sebelumnya. Apalagi itu bukan menjadi prioritasnya. “Tidak terlalu menekankan menjadi terbaik. Saya hanya berusaha belajar semampunya,” katanya.
Dalam pandangan Miswati, meriah prestasi bukan hal yang harus dicari. Sebab, yang terpenting adalah berusaha menjadi terbaik. “Masalah hasil, itu urusan belakangan. Yang penting usaha dulu,” katanya.
Saat ditanya hal yang akan dilakukan setelah kuliah, dia mengaku akan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Karena itu, Miswati berharap segera mendapatkan profesi yang sesuai dengan yang diinginkannya.
Selain mencari pekerjaan, perempuan yang hobi menyanyi itu juga akan berusaha membuka usaha sendiri. Menurutnya, sebagai sarjana ekonomi, tidak akan terlalu sulit baginya untuk menjadi pengusaha. “Yang penting ada kemauan keras, saya yakin bisa,” katanya.