23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Dorong Inovasi Jadi Budaya di Jajaran Pemkab

RADAR BANYUWANGI – Diinisiasi Pemkab Banyuwangi. Di bawah kepemimpinan Bupati Ipuk Fiestiandani. Beragam inovasi terbentang. ”Menyentuh” berbagai sektor. Mulai sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan.

Tak ayal, kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini pun kembali ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif nomor satu se-Indonesia. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian kepada Bupati Ipuk Fiestiandani dalam ”Innovative Government Award” di Jakarta, 23 Desember lalu. Predikat kabupaten terinovatif ini telah dipertahankan tanpa jeda sejak 2018.

Ya, Bupati Ipuk berperan besar mendorong budaya inovasi di jajaran Pemkab Banyuwangi. Menurut dia, inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. ”Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, yang kami pilih benar-benar inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada pengurangan kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga :  Mobil Damkar Cuma 2 Unit, Keteteran Hadapi Kebakaran

Sebagai gambaran, setelah terjerembap imbas pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi berhasil rebound. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020, di tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen. Begitu pula dengan pendapatan per kapita yang tahun 2020 berada di angka Rp 47,57 juta, tahun 2021 menjadi Rp 49,99 juta.

Angka penurunan kemiskinan pun tak kalah moncer. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada tahun 2022.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, yakni di angka 71,94.

Baca Juga :  Perbanyak Event Sepeda pada 2022

Namun begitu, Ipuk enggan jemawa. Dia tidak ingin mengklaim beragam prestasi mentereng itu merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. ”Beragam inovasi dan keberhasilan ini, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder. Dari sinilah, Banyuwangi terus mempertahankan prestasinya,” pungkas Ipuk. (sgt/c1)

RADAR BANYUWANGI – Diinisiasi Pemkab Banyuwangi. Di bawah kepemimpinan Bupati Ipuk Fiestiandani. Beragam inovasi terbentang. ”Menyentuh” berbagai sektor. Mulai sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan.

Tak ayal, kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini pun kembali ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif nomor satu se-Indonesia. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian kepada Bupati Ipuk Fiestiandani dalam ”Innovative Government Award” di Jakarta, 23 Desember lalu. Predikat kabupaten terinovatif ini telah dipertahankan tanpa jeda sejak 2018.

Ya, Bupati Ipuk berperan besar mendorong budaya inovasi di jajaran Pemkab Banyuwangi. Menurut dia, inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. ”Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, yang kami pilih benar-benar inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada pengurangan kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga :  Residivis Pembobol Rumah Keok

Sebagai gambaran, setelah terjerembap imbas pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi berhasil rebound. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020, di tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen. Begitu pula dengan pendapatan per kapita yang tahun 2020 berada di angka Rp 47,57 juta, tahun 2021 menjadi Rp 49,99 juta.

Angka penurunan kemiskinan pun tak kalah moncer. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada tahun 2022.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, yakni di angka 71,94.

Baca Juga :  Lajang Tua Mati Kesetrum

Namun begitu, Ipuk enggan jemawa. Dia tidak ingin mengklaim beragam prestasi mentereng itu merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. ”Beragam inovasi dan keberhasilan ini, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder. Dari sinilah, Banyuwangi terus mempertahankan prestasinya,” pungkas Ipuk. (sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/