BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Selama tim Susur Sungai Kalilo (Susuka) menjalankan ekspedisi, tak terhitung berapa banyak pipa pembuangan limbah di tepi sungai. Ada yang langsung dibuang ke sungai. Ada juga yang ditanam di bawah aliran sungai, namun tetap bermuara ke Kalilo.
Plt Kepala DLH Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan, tidak mudah mengajak masyarakat yang tinggal di tepi Kalilo untuk membuang limbah domestik melalui saluran IPAL multilaterin. Padahal, pembangunan IPAL bermanfaat dan murni menggunakan anggaran dari APBD dan APBN sehingga tidak membebani masyarakat.
”Justru masyarakat banyak yang tidak mau. Pengelolaan limbah domestik di DLH terakhir pada Mei tahun 2022. Selanjutnya, pengelolaannya dihandel Dinas PU Bina Marga. Tapi sebelum peralihan, kita sudah membangun empat IPAL multilaterin (multiple lateryn) di sepanjang Kalilo,” imbuh Yani.
Empat IPAL yang dibangun di kawasan sekitar Kalilo, satu titik berada di Kelurahan Kepatihan, dua titik di Kelurahan Singonegaran, dan satu titik di Kelurahan Karangrejo. Penggunaan IPAL multilaterin menjadi cara yang paling efektif untuk mengelola limbah domestik agar tidak langsung dibuang ke sungai.
Langkah ini lebih efektif untuk menyesuaikan permukiman di sepanjang Kalilo yang semakin padat. Satu IPAL bisa menampung limbah antara 10 sampai 20 rumah. ”Solusi lainnya, ya setiap rumah membangun septic tank sendiri, tapi kan tidak semudah itu. Apalagi, permukiman sudah padat. Makanya, kita gunakan IPAL multilaterin ini,” imbuhnya.
Selain solusi teknis, hal paling mendasar untuk menekan pembuangan limbah domestik langsung ke sungai yaitu melalui pendekatan ke masyarakat. Selama sosialisasi penggunaan IPAL, banyak warga yang enggan menyetujui. Mereka menilai akan lebih mudah membuang limbah langsung ke sungai. ”Jadi tidak hanya dilakukan warga biasa, rumah-rumah besar juga banyak yang membuang langsung limbahnya ke sungai,” kata Yani.
Jika nantinya lebar tangkis di sepanjang Kalilo ditambah, pemasangan IPAL bisa dilakukan di bawah bangunan jalan. Cara seperti ini sudah banyak diterapkan di kota-kota besar. ”Di sisi lain menjadi solusi untuk limbah domestik. Kita lihat ada banyak program dari pemerintah pusat, tapi sekarang sudah dihandel PU,” tandasnya. (fre/aif/c1/bersambung)