Di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kalilo hingga anak sungai di sekitar Desa Grogol, banyak ditemukan mata air. Warga yang tinggal di dekat sungai memanfaatkan mata air tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih ketika Kalilo mulai kotor.
Tim Susuka mengamati ada banyak mata air di sepanjang 6 kilometer dari Lingkungan Lebak sampai Grogol. Warga memanfaatkan mata air tersebut untuk mandi, membilas cucian, membilas bahan makanan seperti sayuran dan daging, sampai untuk kebutuhan air minum.
Untuk menjaga mata air tersebut, Dinas PU Pengairan menyiapkan 2.500 bibit tanaman keras yang akan ditanam di dekat mata air. Ribuan bibit tersebut terdiri atas pohon durian, nangka, petai, dan sukun. Pertumbuhan tanaman tersebut akan terus dipantau oleh petugas penjaga pintu air (PPA). ”Banyak sumber (mata air) di sempadan sungai. Tugas kita salah satunya memastikan kondisi sumber tersebut tetap terjaga,” kata Korsda Pengairan Banyuwangi Puput Waskito Adi.
Menurut Puput, mata air yang terbentuk di pinggir Sungai Kalilo bukan berasal dari resapan air sungai yang merembes, namun dari sungai artesis di dalam tanah. Sungai artesis berasal dari resapan air hujan yang cukup dalam, kemudian muncul di salah satu bagian menjadi mata air baru. ”Dari berbagai jenis tanaman, yang paling baik serapannya adalah tanaman sukun. Akar serabutnya bisa menyimpan air. Dalam waktu lima tahun sudah bisa berfungsi,” imbuh Puput.
Di samping menjaga resapan air, keberadaan tanaman-tanaman keras juga bisa difungsikan sebagai penahan tanah. Sehingga saat hujan lebat, daerah pinggiran sungai tidak longsor. ”Rencananya kita tanam dari atas sampai DAS Kalilo,” kata Puput. (fre/aif/c1)