Deretan MCK Bertirai Terpal Berdiri di Pinggir Sungai
KALI LANANG: Tim Susuka melintasi MCK di Giri yang airnya bersih dan segar. Di pinggir sungai dibangun MCK umum khusus kaum pria.
GIRI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Setelah menempuh perjalanan sepanjang 500 meter dari jembatan di kawasan Perumahan Villa Bukit Mas, tim Susuka menemukan bangunan MCK yang berdiri di pinggir sungai. Warga menyebutnya ”Kali Lanang”. Fasilitas MCK tersebut terdiri kamar mandi dan mata air yang dimodifikasi menjadi pancuran. Tiap hari tempat tersebut dipakai untuk mandi kaum laki-laki.
Sekitar 20 meter dari tempat MCK, terlihat ibu-ibu yang tengah mencuci pakaian di aliran sungai. Mereka sempat berhenti ketika tim Susuka hendak melewati kawasan yang lebih dikenal dengan sebutan ”Kali Wadon”. Beberapa orang memilih tetap melanjutkan aktivitas mencuci pakaian. ”Sudah lama tempat ini dipakai untuk keperluan mandi, mencuci, dan lainnya. Tempat ini khusus untuk perempuan. Semua yang di sini punya kamar mandi di rumah,” kata Mastiah, salah seorang warga Giri.
Meski demikian, Mastiah mengaku lebih suka melakukan aktivitas seperti mencuci, mandi, bahkan buang air besar di aliran sungai. Selain aliran sungai lancar, buang hajat di sungai lebih praktis. ”Kami di sungai untuk sekadar ngobrol, sembari bercerita masalah satu sama lain. Bagi orang seusia saya sudah terbiasa mandi di sungai,” katanya.
KALI WADON: MCK khusus ibu-ibu ditutup tirai dari terpal agar orang yang melintas tidak bisa melihat aktivitas mandi dan cuci pakaian. (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Mastiah mengaku lebih nyaman melakukan aktivitas di sungai. ”Ada teman yang diajak bicara, jadi tidak terasa sambil nyuci. Tiba-tiba selesai. Memang sudah ada kamar mandi, tapi lebih enak di sungai,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan tim Susuka, ada empat tempat MCK di sepanjang rute yang kami lewati. Letak MCK pria berjauhan dengan perempuan. Khusus untuk MCK perempuan didesain berbeda. Ada tirai pemisah berbahan terpal yang dibentangkan dari bibir sungai sebelah selatan ke timur.
Pemasangan tirai atau tabir tersebut bertujuan agar siapa pun yang melintas di kawasan tersebut tidak bisa melihat ibu-ibu yang sedang mandi. Sebab, hampir setiap harinya area tersebut digunakan oleh ibu-ibu setempat untuk mencuci pakaian, mandi, dan lainnya. (fre/aif/c1)
GIRI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Setelah menempuh perjalanan sepanjang 500 meter dari jembatan di kawasan Perumahan Villa Bukit Mas, tim Susuka menemukan bangunan MCK yang berdiri di pinggir sungai. Warga menyebutnya ”Kali Lanang”. Fasilitas MCK tersebut terdiri kamar mandi dan mata air yang dimodifikasi menjadi pancuran. Tiap hari tempat tersebut dipakai untuk mandi kaum laki-laki.
Sekitar 20 meter dari tempat MCK, terlihat ibu-ibu yang tengah mencuci pakaian di aliran sungai. Mereka sempat berhenti ketika tim Susuka hendak melewati kawasan yang lebih dikenal dengan sebutan ”Kali Wadon”. Beberapa orang memilih tetap melanjutkan aktivitas mencuci pakaian. ”Sudah lama tempat ini dipakai untuk keperluan mandi, mencuci, dan lainnya. Tempat ini khusus untuk perempuan. Semua yang di sini punya kamar mandi di rumah,” kata Mastiah, salah seorang warga Giri.
Meski demikian, Mastiah mengaku lebih suka melakukan aktivitas seperti mencuci, mandi, bahkan buang air besar di aliran sungai. Selain aliran sungai lancar, buang hajat di sungai lebih praktis. ”Kami di sungai untuk sekadar ngobrol, sembari bercerita masalah satu sama lain. Bagi orang seusia saya sudah terbiasa mandi di sungai,” katanya.
KALI WADON: MCK khusus ibu-ibu ditutup tirai dari terpal agar orang yang melintas tidak bisa melihat aktivitas mandi dan cuci pakaian. (Ramada Kusuma/RadarBanyuwangi.id)
Mastiah mengaku lebih nyaman melakukan aktivitas di sungai. ”Ada teman yang diajak bicara, jadi tidak terasa sambil nyuci. Tiba-tiba selesai. Memang sudah ada kamar mandi, tapi lebih enak di sungai,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan tim Susuka, ada empat tempat MCK di sepanjang rute yang kami lewati. Letak MCK pria berjauhan dengan perempuan. Khusus untuk MCK perempuan didesain berbeda. Ada tirai pemisah berbahan terpal yang dibentangkan dari bibir sungai sebelah selatan ke timur.
Pemasangan tirai atau tabir tersebut bertujuan agar siapa pun yang melintas di kawasan tersebut tidak bisa melihat ibu-ibu yang sedang mandi. Sebab, hampir setiap harinya area tersebut digunakan oleh ibu-ibu setempat untuk mencuci pakaian, mandi, dan lainnya. (fre/aif/c1)