23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Sempat Langka, Stok Minyak Goreng Subsidi Mulai Normal

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Setelah nyaris tiga bulan langka, ketersediaan minyak goreng (migor) kemasan subsidi pemerintah di Pasar Banyuwangi mulai normal. Pasokan dari supplier mulai ”mengalir”. Imbasnya, harga komoditas yang satu ini pun berangsur normal.

Sebelumnya, minyak goreng yang disubsidi pemerintah tersebut sempat sulit dijumpai di pasaran. Akibatnya, harga migor kemasan itu pun naik tipis sebesar Rp 500 sampai Rp 1 ribu per liter. Tepatnya, dari Rp 14 ribu per liter menjadi Rp 14.500 sampai Rp 15 ribu per liter.

Koordinator Pasar Banyuwangi Slamet Hariyadi melalui petugas pasar Arista Lila Candra membenarkan minyak goreng subsidi dengan merek Minyakita tersebut memang sempat mengalami kelangkaan. Stok di Pasar Banyuwangi pun sempat menurun. ”Mulai langka sejak tiga bulan yang lalu, minyak dari pemerintah kosong di pasaran. Harga memang sedikit naik dari Rp 500 sampai Rp 1 ribu” ujarnya.

Baca Juga :  Harga Telur Ayam Ras Anjlok

Harga minyak goreng subsidi tersebut sempat melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14 ribu per liter. Namun, petugas Pasar Banyuwangi terus melakukan kontrol lapangan dan menyampaikan imbauan agar para pedagang tidak menaikkan harga jual minyak goreng subsidi kepada para konsumen dengan harga yang terlalu tinggi.

”Pengambilan dari distributor juga naik. Tapi, kalau naiknya terlalu tinggi bisa dapat teguran langsung dari Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang sedang beroperasi di pasar. Namanya minyak subsidi, kalau naik harganya yang sewajarnya saja,” ujar Aris.

Aris menambahkan, setelah mengalami kelangkaan, kabar baiknya stok minyak subsidi yang ada di Pasar Banyuwangi mulai banyak. Para pedagang kembali mendapat stok dari supplier dengan jumlah yang cukup banyak. ”Satu pedagang maksimal mendapat 5 kardus dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah dalam berbagai kemasan, seperti pouch, botol, dan kemasan bantal,” kata dia.

Baca Juga :  Bupati Dorong Wujudkan 5 Hebat Santri

Pedagang sembako di Pasar Banyuwangi, Inayah menuturkan, selama minyak goreng subsidi mengalami kelangkaan, sejumlah konsumen beralih ke minyak curah. ”Karena stok dan harga cenderung minyak curah lebih stabil, jadi peminatnya juga lumayan banyak,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Setelah nyaris tiga bulan langka, ketersediaan minyak goreng (migor) kemasan subsidi pemerintah di Pasar Banyuwangi mulai normal. Pasokan dari supplier mulai ”mengalir”. Imbasnya, harga komoditas yang satu ini pun berangsur normal.

Sebelumnya, minyak goreng yang disubsidi pemerintah tersebut sempat sulit dijumpai di pasaran. Akibatnya, harga migor kemasan itu pun naik tipis sebesar Rp 500 sampai Rp 1 ribu per liter. Tepatnya, dari Rp 14 ribu per liter menjadi Rp 14.500 sampai Rp 15 ribu per liter.

Koordinator Pasar Banyuwangi Slamet Hariyadi melalui petugas pasar Arista Lila Candra membenarkan minyak goreng subsidi dengan merek Minyakita tersebut memang sempat mengalami kelangkaan. Stok di Pasar Banyuwangi pun sempat menurun. ”Mulai langka sejak tiga bulan yang lalu, minyak dari pemerintah kosong di pasaran. Harga memang sedikit naik dari Rp 500 sampai Rp 1 ribu” ujarnya.

Baca Juga :  Amati Seni Artistik Bangunan hingga Menu

Harga minyak goreng subsidi tersebut sempat melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14 ribu per liter. Namun, petugas Pasar Banyuwangi terus melakukan kontrol lapangan dan menyampaikan imbauan agar para pedagang tidak menaikkan harga jual minyak goreng subsidi kepada para konsumen dengan harga yang terlalu tinggi.

”Pengambilan dari distributor juga naik. Tapi, kalau naiknya terlalu tinggi bisa dapat teguran langsung dari Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang sedang beroperasi di pasar. Namanya minyak subsidi, kalau naik harganya yang sewajarnya saja,” ujar Aris.

Aris menambahkan, setelah mengalami kelangkaan, kabar baiknya stok minyak subsidi yang ada di Pasar Banyuwangi mulai banyak. Para pedagang kembali mendapat stok dari supplier dengan jumlah yang cukup banyak. ”Satu pedagang maksimal mendapat 5 kardus dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah dalam berbagai kemasan, seperti pouch, botol, dan kemasan bantal,” kata dia.

Baca Juga :  Wali Santri Dilarang Berkunjung

Pedagang sembako di Pasar Banyuwangi, Inayah menuturkan, selama minyak goreng subsidi mengalami kelangkaan, sejumlah konsumen beralih ke minyak curah. ”Karena stok dan harga cenderung minyak curah lebih stabil, jadi peminatnya juga lumayan banyak,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/