BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Menjelang Ramadan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi memastikan stok cabai aman hingga Idul Fitri. Sebab, meskipun produktivitas cabai menurun di musim hujan seperti saat ini, namun sejumlah sentra penghasil cabai mulai panen. Bahkan, pada Maret hingga April, produksi cabai diprediksi melimpah.
Pihak Dispertan didampingi perwakilan Direktorat Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan monitoring ketersediaan pasokan cabai menjelang Ramadan. Lokasi monitoring dilakukan di sejumlah sentra penghasil cabai di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.
Salah satunya di Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, sebagai penghasil komoditas cabai merah. Selain itu, monitoring juga dilakukan di dua kecamatan sentra cabai rawit. Tepatnya, di Desa Sumbersewu dan Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar serta di Desa Bimorejo dan Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispertan Ilham Juanda mengatakan, produksi cabai di Banyuwangi saat musim hujan diperkirakan menurun. Sebab, tanaman cabai menjadi rentan diserang penyakit. ”Biasanya petani menanam di pengujung musim hujan, lalu dua bulan kemudian seperti di bulan Maret tanaman cabai akan tumbuh bagus,” ujarnya, Jumat (2/3).
Meski demikian, pihaknya memastikan persediaan cabai aman di pasaran. Sebab, beberapa wilayah telah memasuki masa panen. Selain itu, berdasar hasil monitoring, dalam kurun Maret hingga April diprediksi produksi cabai di Banyuwangi melimpah. Produksi cabai rawit diprediksi mencapai 10.518 ton dan cabai merah sebanyak 1.425 ton.
Sebagai perbandingan, rata-rata kebutuhan konsumsi cabai rawit masyarakat Bumi Blambangan per bulan sebanyak 272 ton, sedangkan cabai merah mencapai 323 ton. ”Dari data tersebut bisa diartikan bahwa ketersediaan pasokan komoditas cabai besar dan cabai rawit di Banyuwangi menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri aman,” kata Ilham.
Salah satu petani cabai asal Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, Ilyas Yunus mengatakan, cabai yang kini ditanam mayoritas masih berumur satu hingga 1,5 bulan. Maka, perkiraan panen terjadi pada Mei.
Ilyas menambahkan, di musim hujan risiko tanaman cabai terkena penyakit kian besar. Terutama penyakit jamur seperti bercak-bercak pada tanaman hingga menyebabkan layu. ”Hasil panen di lahan seluas satu hektare optimalnya mencapai 12 ton. Tetapi kalau kondisinya tidak mendukung cabai tumbuh dengan baik, hasil panen sekitar delapan ton,” pungkasnya. (rei/sgt/c1)