BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Untuk menjaga stabilitas sektor pertanian,  Pemkab Banyuwangi fokus penyediaan pupuk bersubsidi dan bantuan pupuk untuk petani luar komoditas utama. Tahun ini, pemkab menganggarkan bantuan pupuk organik cair (POC) senilai  Rp 15 miliar.
Sekadar diketahui, perubahan jumlah komoditas utama pertanian tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 tahun 2022 yang hanya mencakup sembilan komoditas utama. Mulai padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu rakyat, kopi, hingga kakao. Sedangkan sebelumnya sesuai Permentan Nomor 41 Tahun 2021, terdapat 70 komoditas yang mendapatkan pupuk bersubsidi.
Hadirnya Permentan tersebut menyebabkan jumlah pupuk bersubsidi untuk komoditas utama mengalami penurunan. Seperti jumlah usulan pupuk urea tahun 2023 sebanyak 48.298 ton, namun alokasi tahun ini hanya 46.506 ton atau sekitar 96 persen dari usulan. Sedangkan pupuk NPK, dari usulan 63.566 ton, dialokasikan sebanyak 29.933 ton. Persentasenya hanya berkisar 47 persen. Jumlah alokasi pupuk NPK lebih sedikit dibanding pupuk urea karena petani mayoritas memilih pupuk urea.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Ilham Juanda mengungkapkan, setiap bulannya pihaknya  melakukan pengawasan terhadap peredaran pupuk subsidi bersama dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3). “Kami sudah ke kecamatan, seperti Cluring dan Glagah yang setiap bulannya kami monev,” ujarnya.
Hingga kemarin, lanjut Ilham, serapan pupuk bersubsidi mencapai hampir 30 persen. Sedangkan ada beberapa kecamatan yang penyerapannya lebih dari 30 persen, yaitu Kecamatan Tegalsari, Glagah, dan Pesanggaran. “Sekarang memang musim tanam. Habis musim hujan ada musim kemarau pertama (MK1) dan musim kemarau kedua (MK2). Sehingga mengacu hasil monev, serapan 20 sampai 30 persen masih wajar,” lanjut bapak dua anak itu.
Pendistribusian pupuk bersubsidi dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) nantinya didistribusikan ke sejumlah kios. Mulai Januari pupuk sudah dibagikan sejak musim tanam. Petani kalau menanam tidak bisa menunggu pupuk.
Pemkab Banyuwangi tak hanya fokus pada penyediaan pupuk bersubsidi untuk sembilan komoditas utama, tapi juga menggenjot produksi panen di luar sembilan komoditas utama,
Dispertan juga menyiapkan pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik granul (POG).
Dua jenis bantuan pupuk tersebut diberikan kepada para petani yang tidak tercatat dalam e-alokasi. Yakni, petani di luar komoditas utama dan petani komoditas utama yang tidak tercantum dalam e-alokasi.
Direncanakan penyaluran pupuk dimulai pada Juni atau Juli. Sebab, pengadaan pupuk dilaksanakan bulan Maret. untuk pupuk jenis POC sebanyak 147,970 liter dan granul mencapai 500 ton.
Kepala Badan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Suyanto Waspo Tondo Wicaksono alias Yayan mengatakan, sektor pertanian memiliki kemajuan yang tinggi. Oleh karena itu, gejolak pupuk harus bisa ditangani dan segera mereda. Salah satu upayanya adalah menyediakan anggaran untuk bantuan pupuk untuk di luar komoditas utama. “Tahun ini kita menganggarkan POC hampir Rp 15 miliar untuk pupuk cair organik,” pungkasnya. (rei/aif)