BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Bulan Ramadan membawa berkah tersendiri bagi petani buah mentimun suri di Banyuwangi. Permintaan buah yang oleh warga lokal jamak disebut krai tersebut meningkat tajam. Harganya pun turut terkerek naik.
Seperti diketahui, buah krai menjadi salah satu komoditas yang paling dicari sepanjang Ramadan. Maklum, buah yang satu ini menjadi favorit banyak orang untuk dijadikan bahan baku minuman penyegar saat berbuka puasa.
Nah, di Banyuwangi, salah satu sentra tanaman krai berlokasi di Desa Badean, Kecamatan Kabat. Setiap menjelang Ramadan, tidak sedikit petani yang memanfaatkan lahan untuk menanam komoditas tersebut.
Hanya saja, lantaran saat musim tanam krai hujan kerap melanda, akibatnya banyak batang tanaman krai yang membusuk. Hal ini berimbas pada penurunan hasil panen petani.
Salah satu petani, Supandi, mengatakan, selain dilanda musim hujan ketika penanaman, tanaman buah krai juga mengalami serangan hama seperti lembing yang bisa membuat tanaman buah berdaging lembut tersebut hancur. ”Buah krai termasuk tanaman yang mudah perawatannya, namun lemah dan sensitif. Namun kami bersyukur, tanaman krai dapat tumbuh dengan baik di sini (Desa Badean),” ujar pria yang tinggal di Dusun Donosuko, Desa Badean, Kecamatan Kabat tersebut.
Pria berusia 40 tahun itu mengungkapkan, omzet yang didapat dari penjualan krai tahun ini tidak jauh beda dari tahun sebelumnya. “Tahun ini baru awal Ramadan omzet yang didapat sekitar Rp 6 sampai Rp 8 juta,” akunya.
Namun, Supandi mengaku tidak menanam buah krai terlalu banyak menjelang ramadan tahun ini. “Karena permasalahan hama dan cuaca, jadi tidak terlalu banyak menanam krai karena khawatir banyak yang busuk,” kata dia.
Supandi mengambahkan, dalam sehari dia bisa memanen buah krai sebanyak 40 tumpuk. Namun, apabila banyak buah yang busuk, hasil panen dalam sehari hanya sekitar 13 tumpuk. Setiap tumpuk berisi lima sampai tujuh buah dengan ukuran bervariasi.
Hasil panen tersebut lantas dijual kepada para pedagang. Biasanya, harga buah krai di tingkat petani sebesar Rp 20 ribu per tumpuk. “Namun, saat ini harga buah krai di petani sedikit naik. Ada juga menjual mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu,” tandasnya. (tar/sgt)