23.3 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Angkat Budi Daya Lebah Madu Jadi Wisata Edukasi

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Satu lagi potensi pariwisata mulai digarap untuk menarik kunjungan wisatawan. Budi daya lebah madu kini dilirik menjadi alternatif tujuan wisata edukasi di kabupaten the Sunrise of Java. Salah satunya, sentra budi daya lebah di wilayah Kecamatan Wongsorejo.

Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Iswanto mengatakan, tidak banyak yang tahu bahwa Wongsorejo merupakan salah satu sentra budi daya madu dengan total produksi luar biasa besar. ”Dalam satu tahun, produksi madu di wilayah tersebut mencapai sekitar 150 ton,” ujarnya.

Iswanto menambahkan, setelah melihat potensi tersebut, pihaknya berencana untuk membuat wisata edukasi dan atraksi panen raya madu. ”Kami sedang mengupayakan dengan peternak lebah yang ada di lapangan. Banyak sekali manfaat yang didapat jika wisata edukasi tersebut bisa terlaksana,” kata dia.

Baca Juga :  Selangkah Lagi, Kawah Ijen Jadi Bagian Geopark Global

Ketua Komunitas BeeKeepeer’s Banyuwangi Budi Amboyna mengungkapkan, vegetasi yang masih asri dan luas menjadikan Banyuwangi memiliki banyak potensi yang bisa digali lebih banyak. Seperti budi daya lebah madu unggul jenis Apis mellifera yang berada di Kecamatan Wongsorejo.

Lebah yang ada di daerah tersebut setidaknya bisa menghasilkan berton-ton madu setiap musim panen raya. ”Saat ini kurang lebih terdapat perkebunan randu yang luasnya mencapai 1.300 hektare sebagai sumber utama nektar penghasil madu,” ujar Budi.

Budi menjelaskan, saat ini kurang lebih ada hampir 45 peternak lebah madu yang ada di Banyuwangi. Sedangkan 25 di antaranya adalah pembudidaya lebah di daerah Wongsorejo. ”Budidaya lebah madu tak hanya menghasilkan madu, tetapi juga menghasilkam bee pollen, royal jelly, propolis, dan lilin lebah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pasar Takjil Rogojampi Tetap Eksis Setiap Ramadan

Menurut Budi, meskipun menjadi salah satu kota penghasil madu terbesar di Jawa Timur, namun sayang saat ini Banyuwangi branding madu made in Bumi Blambangan. ”Oleh karena itu, adanya niat instansi yang berusaha untuk mengembangkan lebah madu menjadi wisata edukasi sangat kami terima dengan baik. Berharap bisa membawa dampak positif dan membawa kesejahteraan peternak lebah,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Satu lagi potensi pariwisata mulai digarap untuk menarik kunjungan wisatawan. Budi daya lebah madu kini dilirik menjadi alternatif tujuan wisata edukasi di kabupaten the Sunrise of Java. Salah satunya, sentra budi daya lebah di wilayah Kecamatan Wongsorejo.

Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Iswanto mengatakan, tidak banyak yang tahu bahwa Wongsorejo merupakan salah satu sentra budi daya madu dengan total produksi luar biasa besar. ”Dalam satu tahun, produksi madu di wilayah tersebut mencapai sekitar 150 ton,” ujarnya.

Iswanto menambahkan, setelah melihat potensi tersebut, pihaknya berencana untuk membuat wisata edukasi dan atraksi panen raya madu. ”Kami sedang mengupayakan dengan peternak lebah yang ada di lapangan. Banyak sekali manfaat yang didapat jika wisata edukasi tersebut bisa terlaksana,” kata dia.

Baca Juga :  Pasar Takjil Rogojampi Tetap Eksis Setiap Ramadan

Ketua Komunitas BeeKeepeer’s Banyuwangi Budi Amboyna mengungkapkan, vegetasi yang masih asri dan luas menjadikan Banyuwangi memiliki banyak potensi yang bisa digali lebih banyak. Seperti budi daya lebah madu unggul jenis Apis mellifera yang berada di Kecamatan Wongsorejo.

Lebah yang ada di daerah tersebut setidaknya bisa menghasilkan berton-ton madu setiap musim panen raya. ”Saat ini kurang lebih terdapat perkebunan randu yang luasnya mencapai 1.300 hektare sebagai sumber utama nektar penghasil madu,” ujar Budi.

Budi menjelaskan, saat ini kurang lebih ada hampir 45 peternak lebah madu yang ada di Banyuwangi. Sedangkan 25 di antaranya adalah pembudidaya lebah di daerah Wongsorejo. ”Budidaya lebah madu tak hanya menghasilkan madu, tetapi juga menghasilkam bee pollen, royal jelly, propolis, dan lilin lebah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Wahana Lengkap Bikin Betah Keluarga

Menurut Budi, meskipun menjadi salah satu kota penghasil madu terbesar di Jawa Timur, namun sayang saat ini Banyuwangi branding madu made in Bumi Blambangan. ”Oleh karena itu, adanya niat instansi yang berusaha untuk mengembangkan lebah madu menjadi wisata edukasi sangat kami terima dengan baik. Berharap bisa membawa dampak positif dan membawa kesejahteraan peternak lebah,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/