BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Persaingan penjualan bahan bakar minyak (BBM) eceran di tengah masyarakat berimbas kepada pengusaha Pertamina Shop (Pertashop). Hadirnya kios pertamini yang menjual BBM bersubsidi (pertalite) membuat masyarakat memilih opsi yang lebih murah.
Meski demikian, Pertamina tetap optimistis usaha Pertashop akan tetap bertahan. Sales Branch Manager Pertamina Banyuwangi Denny Nugrahanto mengatakan, pihaknya tidak bisa menjamin apakah produk yang dijual oleh pertamini memiliki standar kuantitas dan kualitas yang sesuai. Namun, jika masyarakat membeli BBM di Pertashop, kualitas dan kuantitasnya dipastikan sesuai.
Selain itu, Pertamina sedang menunggu revisi peraturan presiden (perpres) yang nantinya akan mengatur penggunaan pertalite. Dengan perpres tersebut, diharapkan konsumsi pertalite akan berkurang dan masyarakat mau beralih ke produk pertamax. ”Untuk perbandingan harga (antara pertalite dan pertamax) memang masih berat,” imbuh Denny.
Saat ini di Banyuwangi telah berdiri 106 Pertashop, 90 di antaranya sudah aktif beroperasi. Sisanya masih mengurus perizinan. Denny optimistis bisnis Pertashop akan tetap sustain. Apalagi, jika nanti didukung aturan baru terkait pembatasan penggunaan pertalite.
”Kami tidak bisa intervensi langsung dengan keberadaan pertamini. Kami sudah meminta kepada aparat penegak hukum untuk meninjau. Apalagi, legalitas dan perizinan pertamini patut dipertanyakan,” ujar Denny.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi Nanin Oktaviantie mengatakan, terkait penertiban pertamini, pihaknya akan berkoordinasi dulu dengan Pertamina. Selama ini, pihaknya hanya mendapatkan laporan dari desa dan kecamatan kalau ada penerbitan lokasi Pertashop baru.
”Pertamini memang tidak legal sampai sekarang, namun cukup dibutuhkan di masyarakat. Hitungannya masuk usaha kecil. Beda dengan Pertashop yang memakai modal besar. Kita akan komunikasi dengan Pertamina untuk penertiban pertamini,” kata Nanin. (fre/aif/c1)