BLIMBINGSARI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Setelah kerap tidak melaut lantaran terkendala cuaca ekstrem, para nelayan di Banyuwangi, khususnya nelayan di kawasan Pantai Blimbingsari, kini semringah. Betapa tidak, mereka tengah menikmati musim “panen” tangkapan ikan cumi-cumi alias sotong beberapa hari terakhir.
Panen tangkana cumi-cumi tersebut terjadi sejak sekitar sepekan belakangan. Mayoritas hasil tangkapan nelayan tersebut adalah cumi-cumi ukuran besar. Berat satu ekor cumi-cumi bisa mencapai nyaris setengah kilogram (kg). Harganya pun relatif mahal, yakni mencapai Rp 120 ribu per kg.
Salah satu nelayan asal Blimbingsari, Nasrun mengatakan, musim cumi-cumi bersamaan dengan musim angin utara. Proses penangkapan cumi-cumi pun relatif mudah, yakni dengan menggunakan pancing khusus yang dilengkapi tiga mata kail atau lebih.
Nasrun mengaku dalam sekali melaut bisa memperoleh tangkapan cumi-cumi sebanyak lima kg sampai sepuluh kg. Ikan hasil tangkapan tersebut lantas dijual kepada pengepul di pesisir Blimbingsari. “Harga cumi-cumi ukuran besar mencapai Rp 120 ribu per kg,” ujarnya.
Sedangkan cumi-cumi berukuran sedang dijual ke pengepul seharga Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kg. “Jadi, jika dalam satu kali melaut dapat sepuluh kg cumi saja, maka hasilnya sudah lumayan. Bisa untuk menutup biaya bahan bakar perahu dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” cetus Nasrun.
Selain cumi-cumi, Nasrun mengaku dirinya juga kerap mendapat tangkapan ikan jenis lain, seperti kakap dan lain-lain. “Ikan laut hasil memancing semuanya untuk bahan baku kuliner ikan bakar,” kata ayah dua anak tersebut.
Sementara itu, banyaknya nelayan yang mendapat tangkapan cumi-cumi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pantai Blimbingsari. Tidak sedikit warga yang awalnya datang untuk sekadar menikmati paronama pantai, tergoda membeli cumi-cumi hasil tangkapan nelayan tersebut. (ddy/sgt)