BANYUWANGI – Minyak goreng menjadi ”momok” terhadap upaya pengendalian inflasi di Banyuwangi. Komoditas yang satu ini memberikan andil terbesar terhadap Inflasi di Bumi Blambangan pada periode November lalu.
Badan Pusat Statistik melansir, pada November Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Inflasi di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini menempati peringkat keempat tertinggi di antara delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,65 persen, disusul Surabaya sebesar 0,39 persen, dan Jember sebesar 0,31 persen.
Selanjutnya, Malang berada di urutan kelima kota dengan inflasi tertinggi periode November, tepatnya sebesar 0,26 persen. Peringkat keenam ditempati Kediri dengan tingkat inflasi sebesar 0,25 persen. Sedangkan peringkat tujuh dan delapan ditempati Probolinggo dan Madiun dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 0,24 dan 0,22 persen.
Kepala BPS Banyuwangi Tri Erwandi mengatakan, ada sejumlah komoditas utama yang menjadi penyumbang utama inflasi periode November. Minyak goreng memberikan andil tertinggi, yakni sebesar 0,14 persen. ”Selain minyak goreng beberapa komoditas bahan makanan juga menyumbang terjadinya inflasi, di antaranya telur ayam dengan andil sebesar 0,09 persen, udang basah sebesar 0,04 persen, buah naga sebesar 0,02 persen,” ujarnya kemarin (2/12).
Di sisi lain, imbuh Tri, ada pula beberapa komoditas bahan makanan yang menghambat inflasi alias menjadi penyumbang deflasi. Misalnya bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,034 persen, ikan lemuru sebesar 0,033 persen, dan daging ayam ras sebesar 0,028 persen.
Masih menurut Tri, tingkat inflasi tahun kalender, yakni Januari sampai November tahun ini sebesar 0,86 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi periode yang sama (Januari sampai November) pada tahun kalender 2020 dan 2019. ”Pada tahun kalender 2020, tingkat inflasi Januari sampai November sebesar 1,3 persen, sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 tingkat inflasi sebesar 2,02 persen,” kata dia.
Pun demikian dengan inflasi tahun ke tahun alias November 2021 terhadap November 2020. Yang mencapai 1,29 persen. Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun kalender 2020 dan 2019, angkanya juga masih lebih rendah. ”Tingkat inflasi tahun ke tahun periode November 2020 terhadap November 2019 sebesar 1,64 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun periode November 2019 terhadap November 2018 sebesar 2,58 persen,” pungkasnya.