BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Hari belanja di pasar rakyat dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setiap tanggal ”cantik” kembali digeber. Hasil gerakan yang diikuti ribuan aparatur sipil negara (ASN) dan berbagai komunitas tersebut didonasikan kepada warga kurang mampu. Tidak terkecuali untuk balita tengkes alias stunting.
Seperti diketahui, Gerakan Hari Belanja ke Pasar Tradisional dan UMKM tersebut dicetuskan Bupati Ipuk Fiestiandani sejak 2021. Bukan sekadar bermanfaat untuk membantu mereka yang membutuhkan, program ini juga efektif meningkatkan perekonomian warga.
Seperti pada pelaksanaan sebelumnya, Bupati Ipuk Fiestiandani turun tangan langsung ke pasar tradisional kemarin (2/2). Kali ini, orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi itu keliling Pasar Karangrejo untuk belanja ragam bahan pangan bergizi tinggi. Ipuk memborong aneka ikan, telur, hingga sayur-mayur. ”Aksi kali ini fokus untuk penanganan stunting. Kita belanja kebutuhan pangan bernutrisi tinggi untuk disumbangkan kepada bayi di bawah dua tahun (baduta) yang tengkes serta ibu hamil berisiko tinggi (bumil risti),” ujarnya.
Usai berbelanja kebutuhan pangan, Ipuk mengunjungi sejumlah balita penderita tengkes di wilayah Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Selain menyerahkan bantuan, Ipuk juga memastikan kondisi kesehatan balita tersebut. ”Saya minta puskesmas, dasawisma, dan kader posyandu terus memantau perkembangannya. Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi sehingga kondisinya segera membaik,” kata dia.
Ipuk menjelaskan, penanganan tengkes di Banyuwangi dilakukan keroyokan secara gotong royong melibatkan berbagai pihak. ”Penanganan stunting bukan hanya menjadi tugas puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya juga ikut terlibat karena tengkes tidak hanya disebabkan masalah kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya,” tegas Ipuk.
Untuk penanganan tengkes tahun ini Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp 7 miliar, guna intervensi nutrisi bumil risti dan baduta tengkes dari keluarga tidak mampu. ”Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi tengkes yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan,” urai Ipuk.
Intervensi maupun monitoring yang dilakukan pemkab di-update secara realtime melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasawisma dan posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu, Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan konseling pranikah bagi calon pengantin.
Sementara itu, selain untuk membantu menangani tengkes, hari belanja di pasar tradisional dan UMKM juga dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. ”Upaya peningkatan ekonomi terus kita lakukan. Selain ada program baru, beberapa program yang sudah kita gulirkan sebelumnya, yakni program yang efektif meningkatkan perekonomian warga terus kita lanjutkan. Seperti gerakan belanja di pasar rakyat dan UMKM ini,” beber Ipuk.
Sekadar diketahui, Gerakan Hari Belanja ke Pasar Rakyat dan UMKM telah berjalan sejak 4/4 atau 4 April 2021 dengan melibatkan ribuan ASN dan berbagai komunitas di Banyuwangi. Gerakan ini digelar setiap bulan di tanggal cantik, seperti 1/1 (1 Januari), 2/2 (Februari), 3/3 (Maret).
Hasil belanja disumbangkan kepada warga yang membutuhkan disesuaikan dengan kondisi. Misalnya, untuk membantu warga terdampak Covid-19, korban banjir, dan sebagainya. Dalam setiap tanggal ”cantik” tersebut, total transaksi yang didonasikan berkisar Rp700 juta sampai Rp900 juta. ”Selain menggerakkan perekonomian warga, gerakan ini juga membantu warga yang membutuhkan. Dengan gotong royong semacam ini semuanya akan menjadi lebih ringan,” pungkas Ipuk. (sgt/aif/c1)