24 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

SD IT Al Qomar

Sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka Belajar

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Qomar menyelenggarakan Workshop Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen Pembelajaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan yang diikuti 36 guru tersebut berlangsung selama tiga hari, yakni mulai Jumat (27/1) sampai Minggu (29/1) di SDIT Al Qomar.

Kepala SDIT Al Qomar Saifullah Huda mengatakan, pergantian Kurikulum Tahun 2013 (K13) menjadi IKM menuntut pihak sekolah maupun para guru untuk lebih mengasah kemampuan dalam memberikan pembelajaran kepada seluruh peserta didik. Hal tersebut juga menjadi tantangan bagi sekolah dan para guru untuk terus lebih aktif, update, dan mau mengembangkan diri. ”Ke depan, kami telah siap dengan tantangan baru,” ujarnya.

Baca Juga :  Lahirkan 19 Buku, Resah jika Tak Menulis

Huda mengungkapkan, pelatihan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada. Workshop dipandu langsung oleh oleh tenaga ahli dari Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Jatim.

Selama ini, SDIT Al Qomar disebut sebagai salah satu pelopor IKM belajar yang ada di Banyuwangi. Oleh karenanya, pengembangan pembelajaran tenaga pendidik juga telah dilakukan secara mandiri. ”Dan, ini baru pertama kali dilaksanakan di Banyuwangi,” tutur Huda.

Mentor KPI Suyanto menambahkan, pelatihan yang diadakan tidak hanya membicarakan tentang teori. Tetapi juga langsung menerapkan praktik kepada peserta pelatihan. Para peserta atau guru SDIT Al Qomar dilatih mulai awal, yaitu memetakan siswa menggunakan strategi diferensiasi hingga praktik membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Baca Juga :  IPK Dea Masuk Tiga Besar, Dewangga Raih Gelar Dokter Muda

Menurut Suyanto, setiap kelompok belajar pasti memiliki keragaman yang dimiliki. Apakah anak lebih suka belajar melalui praktik langsung, melalui membaca dan melihat ataukah melalui berbicara. ”Nantinya, melalui Kurikulum Merdeka Belajar, guru akan membuat sebuah pencapaian sasaran dengan metode yang berbeda, disesuaikan dengan keragaman tersebut,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Qomar menyelenggarakan Workshop Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen Pembelajaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan yang diikuti 36 guru tersebut berlangsung selama tiga hari, yakni mulai Jumat (27/1) sampai Minggu (29/1) di SDIT Al Qomar.

Kepala SDIT Al Qomar Saifullah Huda mengatakan, pergantian Kurikulum Tahun 2013 (K13) menjadi IKM menuntut pihak sekolah maupun para guru untuk lebih mengasah kemampuan dalam memberikan pembelajaran kepada seluruh peserta didik. Hal tersebut juga menjadi tantangan bagi sekolah dan para guru untuk terus lebih aktif, update, dan mau mengembangkan diri. ”Ke depan, kami telah siap dengan tantangan baru,” ujarnya.

Baca Juga :  Unars MoU dengan GMPK dan Unhan Bogor

Huda mengungkapkan, pelatihan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada. Workshop dipandu langsung oleh oleh tenaga ahli dari Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Jatim.

Selama ini, SDIT Al Qomar disebut sebagai salah satu pelopor IKM belajar yang ada di Banyuwangi. Oleh karenanya, pengembangan pembelajaran tenaga pendidik juga telah dilakukan secara mandiri. ”Dan, ini baru pertama kali dilaksanakan di Banyuwangi,” tutur Huda.

Mentor KPI Suyanto menambahkan, pelatihan yang diadakan tidak hanya membicarakan tentang teori. Tetapi juga langsung menerapkan praktik kepada peserta pelatihan. Para peserta atau guru SDIT Al Qomar dilatih mulai awal, yaitu memetakan siswa menggunakan strategi diferensiasi hingga praktik membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Baca Juga :  Agar Guru Lebih Kreatif dan Inovatif, Hal Ini Perlu Dilakukan...

Menurut Suyanto, setiap kelompok belajar pasti memiliki keragaman yang dimiliki. Apakah anak lebih suka belajar melalui praktik langsung, melalui membaca dan melihat ataukah melalui berbicara. ”Nantinya, melalui Kurikulum Merdeka Belajar, guru akan membuat sebuah pencapaian sasaran dengan metode yang berbeda, disesuaikan dengan keragaman tersebut,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/