GIRI – Penculikan terhadap anak bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sementara itu, orang tua tidak bisa terus-menerus menjaga anaknya setiap detik. Terutama saat anak masih berada di sekolah. Karena itu, perlu dilakukan berbagai macam upaya antisipasi.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi berharap, pengawasan anak selama di sekolah perlu ditingkatkan. ”Salah satu langkah antisipasinya di sekolah melalui satpam dan program kelas inspirasi,” ujar Kabid SD Dispendik Hamami di hadapan Kepala UPTD Pendidikan se-Banyuwangi di Wisma Atlet GOR Tawang Alun, Senin (26/2) lalu.
Menurut Hamami, perintah pengawasan terhadap peserta didik ini turunan dari pusat. ”Jadi, kita diminta meningkatkan kewaspadaan sekolah dan orang tua terkait penculikan. Kalau kasusnya di Banyuwangi, Alhamdulillah belum ada,” jelas Hamami.
Dijelaskan, pihak sekolah hendaknya bisa menggiatkan program komunikasi antara sekolah, wali murid, dan siswa. Selain menangkal tindak penculikan, cara itu juga bisa membuat siswa semakin nyaman saat berada di sekolah. Selama ini, imbuhnya, sekolah-sekolah di bawah Dinas Pendidikan sudah mengembangkan kelas inspirasi. Yaitu kelas rutin di mana orang tua siswa dan wali kelas bisa bertatap muka dalam periode tertentu. ”Di dalamnya, baik guru maupun orang tua, akan sama-sama bertukar cerita mengenai keseharian siswa, baik di dalam rumah maupun di sekolah,” tutur Hamami.
Di Banyuwangi, menurut Hamami, untuk jumlah siswa usia sekolah dasar sendiri jumlahnya mencapai 120 ribu siswa. Jumlah itu cukup besar dan memerlukan pengawasan yang maksimal. Karena jumlah guru sendiri hanya lima persen dari jumlah siswa. Sehingga peran orang tua dalam mengantisipasi penculikan juga sangat dibutuhkan.
”Orang tua minimal harus berkomunikasi dengan anaknya 10 menit dalam sehari. Itu bisa menjadi cara orang tua untuk bisa mengamati perkembangan psikologis anak. Dan kita di sekolah juga kembali melanjutkan melalui paguyuban wali kelas dan kelas inspirasi. Ada 20 kepala UPTD yang tadi kami beri imbauan,” pungkasnya. (*)