BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Upaya Pemkab Banyuwangi mewujudkan sekolah bebas perundungan, kekerasan, maupun pelecehan seksual direspons cepat pihak sekolah di Bumi Blambangan. Seperti dilakoni pihak SDN Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi.
Senin (20/3) sekolah yang satu ini menggelar sosialisasi anti-perundungan untuk kalangan guru dan kepala sekolah di jajaran Gugus 5 Wilayah Kecamatan Banyuwangi. Kepala SDN Kebalenan Tatik Sugiwati turun langsung menjadi narasumber dalam sosialisasi kali ini. Kegiatan serupa juga pernah digelar sebelumnya dengan menghadirkan para wali murid.
Tatik mengatakan, selaku sekolah yang masuk dalam program organisasi penggerak (POP), pihaknya menggelar kegiatan pengimbasan sosialisasi anti-perundungan untuk menyampaikan ilmu tentang penanganan permasalahan bullying yang marak terjadi di sekolah. Materi yang disampaikan diharapkan bisa diimplementasikan dengan baik oleh para pendidik dan orang tua, baik di sekolah maupun di rumah.
Dikatakan, pencegahan perundungan tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah. Lebih dari itu, orang tua juga perlu terlibat. ”Setelah sosialisasi diharapkan bisa diterapkan di sekolah dan disampaikan ke komite. Ke depan sama-sama mencari kesepakatan terbaik. Ini bukan hal yang mudah, tapi diharapkan membawa dampak baik,” ujar Tatik.
Kepala Satuan Koordinator Wilayah Pendidikan (Satkorwildik) Banyuwangi Janoto mengungkapkan, program pengimbasan yang dilaksanakan oleh SDN Kebalenan merupakan program dari pusat yang diselenggarakan untuk mencegah adanya perundungan di sekolah, khususnya pada lembaga yang memiliki POP. ”Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk pencegahan bullying di kehidupan sehari-hari,” kata Janoto.
Pengawas Sekolah Kecamatan Banyuwangi Fatkhur Rohman menuturkan, program yang dilaksanakan SDN Kebalenan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan studi tiru di Jogjakarta. Pihaknya berharap kegiatan tersebut akan membawa dampak positif bagi seluruh pihak. ”Ini terus berjalan sampai nanti ada program lanjutan. Ini salah satu bentuk upaya untuk mengatasi permasalahan perundungan yang tengah booming di kalangan pelajar,” tandasnya. (tar/sgt/c1)