RadarBanyuwangi.id – Di saat kabupaten lain masih menahan diri untuk tidak membuka pembelajaran tatap muka (PTM), Banyuwangi sudah memulai PTM untuk semua jenjang, termasuk TK. Dinas Pendidikan berani membuka PTM semata untuk mengurangi stres dan dampak learning loss.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengungkapkan, ada beberapa pertimbangan mengapa pihaknya mengeluarkan rekomendasi untuk TK maupun PAUD melaksanakan PTM. Dikatakan Suratno, pembelajaran jarak jauh (PJJ) semakin lama semakin berdampak negatif, terutama untuk proses dan hasil belajar. Banyak orang tua dan anak stres karena PJJ. Belum lagi dampak sosial karena anak-anak cukup lama tidak saling berjumpa dengan guru maupun teman-temannya.
Alasan kedua, kata Suratno, angka Covid-19 di Banyuwangi sudah melandai. Meski secara umum masih zona oranye, banyak desa dan dusun masuk kategori zona hijau. ”Dari pertimbangan tersebut, tidak ada lagi alasan bagi kami untuk menahan anak-anak berlama-lama di rumah. Apalagi sekolah sudah siap menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.
Dengan dibukanya PTM, yang ingin didapatkan Pemkab Banyuwangi adalah tidak terlalu banyak learning loss atau hilangnya minat belajar para siswa. Siswa bisa segera mengikuti pembelajaran sesuai kompetensi. ”Untuk jenjang PAUD dan TK butuh pengawasan yang semakin intens. Kami minta guru untuk lebih memperhatikan siswanya,” pinta dia.
Dari 809 TK se-Kabupaten Banyuwangi, imbuh Suratno, 126 TK sudah diizinkan membuka PTM pekan pertama. ”Pembelajaran tetap digelar terbatas. Tidak semua siswa boleh masuk. Kami minta guru mengawasi lebih ketat agar anak-anak tidak keluar dari lingkungan sekolah. Semua yang kita beri rekomendasi sudah lolos verifikasi dari Satgas Covid-19 setempat,” tegasnya. (fre/aif/c1)