BLIMBINGSARI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Deretan kasus kekerasan, perundungan, hingga pelecahan seksual kepada pelajar yang akhir-akhir mencuat, memantik atensi Bupati Ipuk Fiestiandani. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi tersebut menggencarkan sosialisasi pencegahan kekerasan hingga pelecehan di sekolah. Bahkan, dia tidak segan turun tangan langsung menemui pelajar.
Seperti yang dia lakoni saat melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kamis (16/3). Ipuk memberikan penyuluhan tentang anti-bulliying dan kesadaran untuk menghindari tindak kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 1 Atap Blimbingsari.
Sifat keibuan tergambar dari gestur maupun tutur kata Ipuk saat bertemu siswa-siswi di SMP yang berlokasi di Desa Watukebo tersebut. ”Ayo siapa di sini yang suka mem-bully?” tanya Ipuk kepada anak-anak.
”Mulai sekarang, tidak boleh menghina temannya, ya. Apa pun itu. Tidak boleh menghina orang tua, tidak boleh menghina fisik, dan lain sebagainya,” imbuh bupati yang berulang tahun setiap 10 September tersebut.
Ipuk menambahkan, pembinaan telah dilakukan secara sistematis. Semua pihak dilibatkan. Tidak terkecuali kalangan wali murid. ”Kami telah mengajak pihak kepolisian, TNI, kejaksaan, dan para pihak lainnya untuk memerangi dosa pendidikan ini,” terangnya.
Selain itu, lembaga sekolah juga menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan penindakan. ”Di sekolah-sekolah dan pesantren di Banyuwangi kita siapkan Pojok Curhat. Ini adalah wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi,” ujar Ipuk.
Dari Pojok Curhat tersebut, lanjut Ipuk, diharapkan timbul keberanian bagi para peserta didik yang mengalami permasalahan untuk mengungkapkan problem yang dihadapi. Dari keterbukaan tersebut, berbagai tindakan preventif dan penanganan bisa segera diselesaikan. ”Kami mendorong para guru tidak hanya menunggu. Tapi, harus peka terhadap kondisi murid. Jika ada yang tidak wajar, segera dekati. Berikan konseling dan problem solving,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Suratno menambahkan, selain Pojok Curhat, pihaknya juga melengkapi dengan Pekan Parenting. ”Kami menyatukan persepsi antara para guru dengan wali murid untuk bersama-sama memberikan pengasuhan kepada anak didik kita,” terangnya.
Dengan kombinasi antara para guru di sekolah, orang tua di rumah, dan seluruh kesadaran stakeholder di lingkungan, akan memberikan pengawasan yang lebih optimal untuk perlindungan anak. ”Ini menjadi tanggung jawab bersama,” pungkas Suratno. (sgt/c1)