BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Para siswa SDN 2 Kesilir, Kecamatan Siliragung, tampak riang. Mereka asyik bermain dan bernyanyi di ruang kelas masing-masing. Mengasyikkan, memang. Padahal, sejatinya bocah-bocah tersebut tengah belajar matematika, pelajaran yang oleh sebagian orang dianggap sulit.
Pemkab Banyuwangi tengah menggeber pelatihan matematika dengan metode ”Smart Gasing” (gampang, asyik, dan menyenangkan) besutan Profesor Yohanes Surya. Program ini merupakan salah satu cara pemerintah kabupaten the Sunrise of Java untuk mencetak para jagoan matematika.
Pelatihan matematika dengan metode Smart Gasing tersebut diluncurkan di Banyuwangi awal bulan ini (2/3). Setelah launching, para peserta langsung mendapat pelatihan dari para trainer.
Pada pekan pertama, peserta dilatih berhitung cepat lewat games, tarian, hingga lagu yang membikin suasana belajar semakin asyik dan menyenangkan. ”Setelah 5 hari mendapatkan materi tentang pengenalan bilangan, pada hari keenam para siswa mulai dilatih penjumlahan lewat lagu, tarian, hingga musik,” ujar Koordinator Smart Gasing Banyuwangi Nina Octavia.
Sebagai contoh, trainer (pelatih) melontarkan pertanyaan dengan sebuah lagu. Peserta pun menjawab pertanyaan tersebut dengan cepat dengan lagu yang serupa. Begitu seterusnya saling bersahutan sehingga kelas menjadi sangat hidup dan bersemangat.
”Metode Smart Gasing memang membuat tempat belajar menjadi seperti sarang lebah, bising dan riang. Tetapi di saat itulah terjadi intervensi gelombang yang saling menguatkan setiap anak. Mereka bahkan betah belajar sampai sore karena kita ajarkan dengan fun serta memancing kreativitas mereka,” tegas Nina.
Nina menambahkan, mengajar juga harus ada resonansi. ”Maka, guru harus atraktif sehingga siswa selalu bersemangat,” imbuhnya.
Gasing adalah kepanjangan dari gampang, asyik, dan menyenangkan. Metode pembelajaran matematika ini dikembangkan oleh Profesor Yohanes Surya, seorang fisikawan Indonesia dan Pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI).
Metode ini memadukan pengajaran matematika dengan pengembangan kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan musikal, logika matematika, hingga kinestetik. Penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian cukup dipelajari selama dua pekan. ”Untuk 7 hari pertama fokus penjumlahan, pengurangan 4 hari, perkalian 2 hari, dan pembagian 2 hari,” urai Nina.
Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pengembangan pusat sains di Banyuwangi. Salah satunya, dengan menggandeng Profesor Yohanes Surya.
Pada tahap awal, pelatihan matematika intensif ini dilaksanakan di empat kecamatan, yakni Siliragung, Pesanggaran, Tegaldlimo, dan Bangorejo. ”Kita sengaja menyasar anak-anak di desa-desa terlebih dahulu. Kita ingin dampingi lompatan anak-anak di desa, dan mereka harus bisa berprestasi setinggi mungkin,” ujar Ipuk.
Kegiatan ini diikuti 30 guru dan 90 murid dari empat kecamatan terpilih. Pada sesi pagi, guru di-briefing oleh para trainer dari tim Prof Yohanes Surya. Lalu di sesi berikutnya, guru langsung praktik di kelas, mengajarkan metode Smart Gasing kepada siswanya. Hal ini dilakukan secara intens selama 14 hari, sejak 2–18 Maret 2023. ”Tahun ini kita targetkan bisa mencetak 5.000 anak jagoan matematika. Setelah kawasan selatan Banyuwangi, tahap berikutnya kita kembangkan di kawasan utara, lalu ke pusat kota,” pungkas Ipuk. (sgt/bay/c1)