BANYUWANGI – Pekerjaan rumah (PR) besar untuk mengatasi learning loss akibat pandemi boleh saja menjadi tanggungan bagi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) di Banyuwangi. Namun, Suratno memilih terus memupuk optimisme dengan memaksimalkan kesempatan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk menggenjot SDM siswa.
Pandangan itu disampaikan Plt Kadispendik Banyuwangi Suratno saat menghadiri podcast di Radar TV, Jumat (7/1). Dia dinobatkan sebagai tokoh inspiratif pilihan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) untuk kategori Tokoh Pendidikan. Penghargaan itu diserahkan di kantor Gedung Grha Pena, kantor JP-RaBa.
Dua tahun dilanda pandemi ”memaksa” sekolah harus melakukan banyak penyesuaian. Tak bisa dimungkiri hal tersebut memberikan dampak kepada dunia pendidikan. Mulai dari learning loss, banyaknya guru yang gugur menjadi korban pandemi, hingga terhambatnya sejumlah program pendidikan.
Saat ini, di era postpandemi, Suratno berharap bisa mengejar semua ketertinggalan. Program-program pendidikan digas untuk menunjukkan semangat Banyuwangi kembali di relnya untuk mencetak SDM bermental juara. Jangkauan dan cakupan layanan pendidikan kembali diperluas.
Melalui program Garda Ampuh, Siswa Asuh Sebaya, Banyuwangi Ayo Mengajar, dan beberapa program pendidikan lainnya, Dinas Pendidikan juga memberikan kesempatan untuk pengembangan SDM bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya .”Fokus kita tetap dua hal, pertama kesehatan anak-anak. Kedua adalah tumbuh kembang mereka dalam dunia pendidikan. Saat ini kita bisa melakukan keduanya,” kata Suratno.
Di balik itu semua, mantan Kepala SMAN 1 Srono itu juga mengatakan peningkatan kemampuan literasi dan kesiapan untuk menyesuaikan perubahan merupakan kunci agar bisa menyesuaikan diri di era disrupsi. ”Kita tidak bisa melepaskan diri dari perubahan kebijakan yang cukup cepat. Kuncinya pasang telinga, pasang mata, dan selalu siap dengan perubahan” tegasnya.
Selain Suratno, kemarin JP-RaBa juga menyerahkan penghargaan kepada Ketua Komunitas Kain Kebaya Indonesia (KKI), Hj Sukanti Swastikawati. Sukanti terpilih sebagai Tokoh Pelestari Kain dan Kebaya. Dalam kesempatan tersebut, dia juga membagikan pengalaman dan kiprahnya dalam upaya melestarikan budaya Indonesia melalui podcast Radar TV.
Sukanti mengatakan, dia telah berhasil menampilkan UMKM serta karnaval budaya khas Indonesia sampai ke Turki. ”Walau cukup melelahkan, tetapi menjadi delegasi Indonesia dapat sambutan yang luar biasa. Tawaran dan undangan mengalir dari berbagai negara untuk tahun 2022, di antaranya Dubai, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura,” ujar Sukanti.