RadarBanyuwangi.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas kemarin (1/9) mulai digelar beberapa sekolah. Untuk memberikan dukungan kepada siswa, Bupati Ipuk Fiestiandani meninjau kesiapan sekolah yang saat ini menerapkan hybrid learning.
Ipuk datang ke SDN 1 Kebalenan, tak jauh dari rumah pribadinya dengan menggunakan sepeda gunung. Begitu tiba, dia langsung bergabung dengan para guru, lalu menyambut kedatangan siswa di depan gerbang sekolah.
Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu juga membagikan makanan dan minuman ringan kepada para siswa. ”Alhamdulillah hari ini secara bertahap dimulai PTM. Saya sengaja datang pagi-pagi untuk menyambut anak-anak di pintu gerbang sekolah. Anak-anak harus dikasih semangat pada hari pertama PTM,” ujar Ipuk setelah menyapa siswa.
Istri Abdullah Azwar Anas itu juga memantau proses pembelajaran yang digelar di dalam kelas. Di sana, guru sudah menyiapkan webcam dan laptop untuk memulai pembelajaran hybrid. Ipuk juga menyapa siswa yang melakukan pembelajaran online dari rumah. Anak-anak diminta tetap semangat belajar di tengah situasi pandemi.
”Mudah-mudahan PTM berjalan lancar. Kita perlu kerja sama agar kesehatan tetap terjaga. Kita sampaikan kepada guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan prokes. Jangan sampai lepas masker,” pesannya.
Ipuk juga meminta pihak sekolah memperhatikan kondisi ekonomi keluarga pelajar, khususnya mereka yang keluarganya terdampak pandemi Covid-19. Dengan demikian, siswa tetap memiliki minat belajar. ”Pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian banyak orang. Saya minta sekolah untuk peka. Jangan sampai sekolah mewajibkan siswa membeli seragam baru, Jangan sampai, ada anak tidak sekolah hanya gara-gara tidak bisa beli seragam. Demikian pula soal buku,” kata Ipuk
Untuk kebutuhan seragam sekolah khusus keluarga tidak mampu, Ipuk meminta Dinas Pendidikan tetap memperhatikan masalah tersebut. Ada banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus membebani siswa secara langsung. ”Kita galang gerakan membantu bersama. Bisa lewat SAS, gotong royong lembaga zakat, dan sebagainya,” ujarnya.
Ipuk menambahkan, Dinkes dan puskesmas juga akan terus melakukan vaksinasi Covid-19 kepada para guru dan pelajar sebagai ikhtiar perlindungan. Bahkan, beberapa siswa SD yang usianya telah mencapai 12 tahun juga sudah mulai didata untuk dipersiapkan mendapatkan vaksinasi anak. ”Guru-guru sudah banyak yang divaksin, kita akan terus tingkatkan dan tuntaskan. Untuk pelajar juga jalan terus,” kata dia.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, selama PTM digelar, hanya 50 persen siswa yang mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah. Separonya mengikuti secara daring dari rumah masing-masing. Jumlah sekolah yang menggelar PTMT hari pertama kemarin hampir 100 persen.
Di Banyuwangi terdapat PAUD/TK sebanyak 1.092, SD 821, dan SMP sebanyak 204. Selain dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen dari jumlah siswa, terdapat beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Di antaranya sekolah harus memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan Covid-19. ”Kita belum rekapitulasi berapa jumlah sekolah yang membuka PTM,” jelasnya.
Sekolah yang menggelar PTM, harus tetap mengikuti SOP. Selain prokes, keamanan wilayah di lingkungan sekolah dari penularan Covid juga harus menjadi perhatian. ”Tetap harus perhatikan lingkungan terlebih dahulu, kemudian koordinasi dengan komite sekolah dan wali murid,” kata Suratno. (fre/aif/c1)