CLURING – Kesalahan teknis rentan terjadi pada ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Beberapa kendala teknis seperti listrik padam, server utama sekolah rusak, komputer siswa rusak, hingga gagal login, kerap menjadi masalah yang ditemui saat persiapan dan uji coba.
Menanggapi hal itu, Wakil Kepala SMK 17 Agustus 1945 Cluring, Mohammad Imam Safi’i mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut. Apalagi, peserta UNBK di sekolahnya ada 513 siswa. Jika listrik mati, pihaknya sudah menyiapan dua genset. “Jadi sudah kita antisipasi, genset ini kita sewa Rp 8 juta per hari. Mahal tidak masalah yang penting pelaksanaan UNBK lancar,” ungkapnya.
Untuk kelancaran jaringan internet, pihaknya juga sudah mempersiapkan dua teknisi yang berasal dari mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). “Jika komputer tidak dapat digunakan, kami juga mempersiapkan 10 komputer cadangan untuk mengganti komputer yang mengalami kerusakan. Jadi jika ada komputer yang rusak, langsung kami ganti,” ungkapnya.
Kecurangan yang kadang dilakukan saat ujian oleh sebagian siswa, itu biasanya mencontek hasil pekerjaan temannya. Dengan penerapan sistem UNBK, itu sulit dilakukan karena soal diacak. “Jadi antara satu komputer dengan komputer yang lain, soal pada nomor yang sama itu berbeda,” terangnya.
Semetara itu, SMK 17 Agustus 1945 Genteng juga mempersiapan hal yang serupa. Untuk memperlancar pelaksanaan UNBK, sekolah mempersiapkan dua unit genset yang digunakan untuk dua gedung terpisah. Selain itu, juga disiapkan dua teknisi untuk mengantisipasi kerusakan jaringan saat pelaksanaan UNBK berlangsung. “Kami wajib mempersiapkan hal tersebut, agar UNBK berjalan dengan lancar selama dua hari kedepan,” cetus Kepala SMK 17 Agustus 1945 Genteng, Sudarsono. (*)