SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Komisi II DPRD Situbondo meminta agar Pemkab Situbondo secepat mungkin menyelesaikan proses likuidasi di Perusahaan Daerah (Perusda) Pasir Putih dan Banongan. Itu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Situbondo.
Anggota Komisi II DPRD Situbondo, Abdul Aziz mengatakan, proses likuidasi yang lama akan semakin menghambat pertumbuhan ekonomi di Situbondo. Sebab, daerah sudah kehilangan sumber pendapatan, khususnya sektor pariwisata.
“Kalau pemerintah lambat untuk mendata seluruh aset (likuidasi) ini akan semakin menghambat pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya, saat dikonfirmasi melalui panggilan telepon di sela-sela rapat bersama DPRD dan Pemkab Situbondo terkait pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Tahun 2023, Minggu kemarin (27/11).
Pria yang akrab dipanggil Aziz menjelaskan, salah satu perusda yang dibubarkan diketahui memiliki kontribusi nyata untuk pendapatan daerah. Yakni Perusda Pasir Putih. Dalam satu tahun mampu menyumbang pendapatan asli daerah sekitar Rp 3,5 miliar. “Laporan pendapatan yang kami terima, satu tahun Pasir Putih mendapatkan pemasukan Rp 5,5 miliar, tapi itu kotor. Tetapi kalau dihitung untuk biaya operasional serta gaji karyawan itu ada sisa sekitar Rp 3,5 miliar. Ini kan sangat bagus,” ungkapnya.
Aziz mengatakan, jangan sampai, perusahaan daerah yang mampu memberikan keuntungan daerah ini justru terbengkalai. Akibat pengelolanya yang masih kosong karena terhambat oleh proses likuidasi. “Kami menyarankan, jangan sampai waktu dua bulan ini sia-sia. Kalau bisa selesai lebih awal itu jauh lebih baik,” cetusnya
Politisi Partai Gerindra ini mendorong percepatan progres pengelolaan perusda tersebut. Sehingga tujuan pemerintah bisa segera tercapai. “Semakin jelas struktur pengelolaan perusda Pasir Putih dan Banongan, maka akan semakin terlihat dampak dari pembubaran yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti retribusinya berapa dan lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Situbondo, Wawan Setiawan saat dikonfirmasi oleh wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, pukul 18.25 WIB tidak bisa dihubungi. Padahal bunyi nada telepon berdering. (wan/pri)