28.5 C
Banyuwangi
Friday, June 2, 2023

Bendera Hitam untuk Kecamatan Vaksinasi Terendah

SITUBONDO – Bupati Situbondo Drs Karna Suswandi menargetkan harus ada kenaikan minimal sepuluh persen dalam capaian vaksinasi dua minggu ke depan. Ini agar Kota Santri bisa segera keluar dari level tiga. Selain itu, pembatasan-pembatasan terhadap aktifitas masyarakat nantinya akan lebih longgar.   

Bupati menerangkan, target capaian itu tidak dibebankan kepada Puskesmas. Tapi kepada Kecamatan. “Kita pasang targetnya bukan di setiap puskesmas tapi di setiap kecamatan, kita berharap dua minggu ke depan ada kenaikan sepuluh persen minimalnya yang dilakukan masing masing kecamatan,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Bung Karna itu memaparkan, dirinya akan memberikan reward bagi tiga kecamatan yang capaian vaksinasinya di atas 10 persen. Demikian juga bagi tiga kecamatan yang vaksinasinya terendah. “Kita akan memberikan bendera hitam,” tegas Bupati.

Semnetara itu, Capaian vaksinasi untuk pelajar usia 12 tahun ke atas masih rendah, meski sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah daerah. Sayangnya masih banyak orangtua siswa yang tidak setuju anaknya divaksin beralasan khawatir dan takut terhadap rumor negatif yang disebabkan vaksin.

Baca Juga :  Tarik Minat Penumpang, Modifikasi Becak hingga Rp 11 Juta

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Situbondo, Siti Aisyah mengakui rendahnya vaksinasi tingkat pelajar. Itu disebabkan para siswa-siswi tidak mendapatkan izin orang tua. Karena besar kemungkinan orang tua siswa-siswi merasa trauma adanya berita-berita hoax, bahwa vaksin itu bisa mematikan.

Menyikapi hal itu, Dispendikbud bekerjasama dengan Satgas Covid-19 kecamatan dan desa, kepala sekolah serta tokoh masyarakat bersama-sama terjun langsung guna mengedukasi, memberikan sosialiasi serta motivasi bahwa vaksinasi itu aman dan halal. “Selain itu kita juga mengirimkan surat edaran terkait percepatan vaksinasi ke masing-masing sekolah untuk disampaikan kepada wali murid,” ujarnya. 

Perhari ini, lanjut Is, vaksinasi pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih mencapai 33 persen dan tingkat Sekolah Dasar (SD) usia 12 tahun ke atas masih sangat minim. Sedangkan bagi tenaga pengajar capaian vaksinasi hampir 90 persen. Sisanya belum divaksin, karena dalam kondisi sakit,” ungkapnya.

Baca Juga :  RS Elizabeth Siap Laksanakan Vaksinasi Covid-19

Sementara itu, Ketua MKKS SMPN Situbondo, Agus Triono terus mendukung upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo. Ini agar capaian vaksinasi di tingkat pelajar bisa meningkat signifikan.

“Dengan demikian, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMPN sebagai salah satu mitra berkomitmen dan berupaya memberikan sosialisasi pada tiap-tiap sekolah tentang pentingnya vaksinasi bagi kesehatan siswa,” paparnya.

Diakui, di sekolah-sekolah masih banyak siswa-siswi yang takut divaksin. Sebab, banyak orangtua tidak memberi izin.

“Diharapkan semua guru terus mengedukasi siwa-siswinya yang belum divaksin, dan siswa-siswi yang sudah divaksin itu dapat memberikan pencerahan kepada teman-temannya, bahwa vaksin itu aman dan tidak berhaya. Sehingga pembelajaran tatap muka (PTM) bisa kembali normal,” pungkasnya. (jon/pri)

SITUBONDO – Bupati Situbondo Drs Karna Suswandi menargetkan harus ada kenaikan minimal sepuluh persen dalam capaian vaksinasi dua minggu ke depan. Ini agar Kota Santri bisa segera keluar dari level tiga. Selain itu, pembatasan-pembatasan terhadap aktifitas masyarakat nantinya akan lebih longgar.   

Bupati menerangkan, target capaian itu tidak dibebankan kepada Puskesmas. Tapi kepada Kecamatan. “Kita pasang targetnya bukan di setiap puskesmas tapi di setiap kecamatan, kita berharap dua minggu ke depan ada kenaikan sepuluh persen minimalnya yang dilakukan masing masing kecamatan,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Bung Karna itu memaparkan, dirinya akan memberikan reward bagi tiga kecamatan yang capaian vaksinasinya di atas 10 persen. Demikian juga bagi tiga kecamatan yang vaksinasinya terendah. “Kita akan memberikan bendera hitam,” tegas Bupati.

Semnetara itu, Capaian vaksinasi untuk pelajar usia 12 tahun ke atas masih rendah, meski sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah daerah. Sayangnya masih banyak orangtua siswa yang tidak setuju anaknya divaksin beralasan khawatir dan takut terhadap rumor negatif yang disebabkan vaksin.

Baca Juga :  Bung Karna Lepas Jalan Santai RS dr Abdoer Rahem

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Situbondo, Siti Aisyah mengakui rendahnya vaksinasi tingkat pelajar. Itu disebabkan para siswa-siswi tidak mendapatkan izin orang tua. Karena besar kemungkinan orang tua siswa-siswi merasa trauma adanya berita-berita hoax, bahwa vaksin itu bisa mematikan.

Menyikapi hal itu, Dispendikbud bekerjasama dengan Satgas Covid-19 kecamatan dan desa, kepala sekolah serta tokoh masyarakat bersama-sama terjun langsung guna mengedukasi, memberikan sosialiasi serta motivasi bahwa vaksinasi itu aman dan halal. “Selain itu kita juga mengirimkan surat edaran terkait percepatan vaksinasi ke masing-masing sekolah untuk disampaikan kepada wali murid,” ujarnya. 

Perhari ini, lanjut Is, vaksinasi pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih mencapai 33 persen dan tingkat Sekolah Dasar (SD) usia 12 tahun ke atas masih sangat minim. Sedangkan bagi tenaga pengajar capaian vaksinasi hampir 90 persen. Sisanya belum divaksin, karena dalam kondisi sakit,” ungkapnya.

Baca Juga :  Penyandang Disabilitas Masih Ada yang Takut Divaksin

Sementara itu, Ketua MKKS SMPN Situbondo, Agus Triono terus mendukung upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo. Ini agar capaian vaksinasi di tingkat pelajar bisa meningkat signifikan.

“Dengan demikian, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMPN sebagai salah satu mitra berkomitmen dan berupaya memberikan sosialisasi pada tiap-tiap sekolah tentang pentingnya vaksinasi bagi kesehatan siswa,” paparnya.

Diakui, di sekolah-sekolah masih banyak siswa-siswi yang takut divaksin. Sebab, banyak orangtua tidak memberi izin.

“Diharapkan semua guru terus mengedukasi siwa-siswinya yang belum divaksin, dan siswa-siswi yang sudah divaksin itu dapat memberikan pencerahan kepada teman-temannya, bahwa vaksin itu aman dan tidak berhaya. Sehingga pembelajaran tatap muka (PTM) bisa kembali normal,” pungkasnya. (jon/pri)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/