PANJI – Keterbatasan fisik tidak membuat Irfan Fauzi, warga Desa Tenggir Kecamatan Panji, Situbondo, berpangku tangan. Dia selalu bersemangat memotivasi diri menjalani hidup. Salah satunya dengan menekuni apa yang menjadi keahliannya.
Di tengah terik matahari, Irfan dengan penuh semangat melakukan aktivitas sehari-harinya. Dia bekerja membuat kerajinan pot bunga, meja, kursi maupun jenis lainnya terbuat dari bahan pasir dan semen. Usaha tersebut sudah lama ditekuninya.
Irfan menjadi tulang punggung keluarga. Di tengah keterbatasannya, dia tidak pernah mengeluh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia terus bekerja keras untuk menghidupi diri dan keluarganya.
Irfan tetap giat bekerja, meski pekerjaan itu sebenarnya tidak mudah bagi seorang dengan keterbatasan fisik seperti Irfan. Namun, semua itu bukanlah penghalang. Fia berkerja layaknya orang normal. “Saya bersyukur, meskipun fisik tidak normal. Tapi saya bisa bekerja dengan keahlian yang dimiliki,” ujarnya, kepada wartawan koran ini Selasa (19/1).
Irfan menuturkan, pada saat merintis usahanya, hanya menerima pesanan. Dia baru bekerja jika ada pesanan. Untuk memiliki keterampilan usaha tersebut, Irfan belajar pada rekannya. Di samping itu, juga memanfaatkan aplikasi youtube cara membuat model-model yang inovatif dan kreatif. “Awalnya hanya bermodal Rp 200 ribu. Sekarang ini pendapatan kurang lebih Rp 1 Juta sampai 1,5 Juta perbulan,” ungkapnya.
Dia bersyukur karena masih ada orang yang perhatian dan bisa memfasilitasi pekerjaannya. Ia mengaku tidak memiliki paralatan yang menunjang pekerjaannya. “Sebenarnya keinginan saya adalah memiliki peralatan yang memadai, agar bisa lebih mendukung usaha yang digelutinya,” ucapnya.
Sementara itu, Supeno, salah satu kerabat Irfan merasa kagum dengan keteguhan hati dan semangatnya di tengah keterbasan fisiknya. Irfan bisa dibilang mengalahkan orang yang berfisik normal. Dia tergolong kreatif dan inovatif. Namun, dia menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah.
Semestinya, pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kaum disabilitas sesuai dengan kebutuhannya. Seperti memberikan bantuan peralatan, pendampingan maupun modal usaha. Apalagi yang sudah memiliki keahlian seperti Irfan Fauzi. “Ini penting untuk mengakses modal kerja, dalam rangka meningkatkan kreativitas kaum disabilitas,” pungkasnya. (jon/pri)